Pendekatan Ala Din Minimi akan Dilakukan ke Papua dan Poso
5 Januari 2016Proses pengajuan amnesti itu akan diteruskan oleh Kemenkumham kepada Komisi III DPR RI untuk mendapatkan persetujuan. Sutiyoso yakin pemerintah bakal memberikan amnesti untuk kelompok bersenjata Din Minimi. Sebelum berunding dengan Din Minimi, BIN telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo.
Meski demikian, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan, bahwa pemberian oleh pemerintah tidak semudah membalik telapak tangan. “Kita pelajari, kan Presiden sudah mengatakan itu, kita tunggu saja,” ujarnya.
Catatan kriminalitas
Permohonan amnesti ini merupkan salah satu butir dari syarat-syarat yang diajukan kelompok Din Minimi sebelum menyerahkan diri. Meski BIN meyakini permohonan amnesti akan dikabulkan, catatan kriminal kelompok ini di kepolisian masih menjadi ganjalan.
Kepolisian Aceh menyatakan, sebelum menyerahkan diri, kelompok bersenjata Din Minimi tercatat beberapa kali melakukan aksi krimininalitas. Din Minimi diduga terkait dalam kasus pembunuhan dua prajurit TNI di Aceh Utara. Keduanya diduga diculik kelompok bersenjata dan kemudian ditemukan tewas di pedalaman Nisam, Aceh Utara, 24 Maret 2015.
Pendekatan serupa ke Papua
Pendekatan BIN dengan kelompok yang pernah bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diapresiasi berbagai pihak, kerena mengedepankan proses dialog.
Kini, Sutiyoso berencana melakukan pendekatan serupa terhadap dengan Papua dan Poso. Namun menurutnya jika pendekatan secara halus tidak mebuahkan hasil, tak berhasil, maka tak tertutup menutup akan dilakukan hard approach atau pendekatan keras. Sutiyoso menegaskan, pendekatan halus dengan janji amnesti tersebut dilakukan untuk kepentingan bersama.
Nurdin bin Ismail alias Din Minim berama dengan kelompoknya menyerahkan diri kepada aparat keamanan di Provinsi Aceh akhir Desember lalu.
Video unjuk diri pertamakali
Baru-baru ini media SerambiNewsTV juga mengunggah video yang memperlihatkan saat pertamakalinya Din Minimi unjuk diri. Ia memberikan pernyataan pers di satu tempat persembunyian mereka di kawasan Aceh Timur, Oktober 2014 silam. Saat itu, kelompok tersebut mengaku memiliki markas di seluruh Aceh dan siap melawan termasuk dengan cara melumpuhkan perekonomian.