Sisi: Ikhwanul Muslimin Tamat
7 Mei 2014Sisi – menjatuhkan Mohamed Mursi menyusul demonstrasi besar-besaran menuntut pengunduran presiden yang didukung kelompok Islamis tersebut pada Juli tahun lalu – menuduh Ikhwanul Muslimin terkait dengan kekerasan yang dilakukan kelompok militan, sambil menambahkan bahwa dua rencana pembunuhan atas dirinya telah terungkap.
“Saya ingin katakan kepada anda bahwa bukan saya yang menamatkan (Ikhwanul Muslimin). Kalian, warga Mesir, yang menamatkannya,” kata Sisi dalam sebuah wawancara bersama antara stasiun TV swasta CBC dan ONTV, yang disiarkan Senin waktu setempat.
Ketika ditanya apakah Ikhwanul akan berakhir keberadaannya jika ia terpilih sebagai presiden, Sisi menjawab: “Ya. Itu benar.”
Sisi diperkirakan akan menang dengan mudah dalam pemilihan presiden 26-27 Mei mendatang. Satu-satunya kandidat lain yang maju adalah politisi kiri Hamdeen
Sabahi, yang meraih jumlah suara nomor tiga dalam pemilu 2012 yang dimenangkan Mursi.
Para pendukung Sisi melihatnya sebagai figur tegas yang bisa menstabilkan negara yang terganggu oleh protes jalanan dan kekerasan politik sejak revolusi yang didukung tentara menjungkalkan Presiden Husni Mubarak pada 2011.
Ikhwanul Muslimin, yang mengklaim melakukan aktivisme politik damai, menuduh Sisi melakukan kudeta dan menjadi otak di belakang penyingkiran Mursi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis.
Dua kali percobaan pembunuhan
Sisi, seorang bekas kepala militer di era Mubarak, membenarkan desas-desus mengenai adanya percobaan pembunuhan atas dirinya, menyoroti tantangan keamanan yang kini dihadapi Mesir, yang dikenal sebagai sekutu strategis Amerika Serikat di jantung dunia Arab.
Sisi mengatakan ada “dua kali percobaan pembunuhan atas saya. Saya percaya pada nasib, saya tidak takut.“
Pemberontakan kelompok Islamis semakin berkembang sejak kejatuhan Mursi. Islamis militan telah membunuh ratusan anggota pasukan keamanan lewat pemboman dan penembakan. Menteri Dalam Negeri selamat dari upaya pembunuhan pada September lalu.
Sisi juga menyampaikan dukungannya atas produk undang-undang yang disebut kelompok hak asasi manusia memberlakukan pelarangan yang ketat atas hak untuk berdemonstrasi. ”Saya katakan bahwa apapun yang diperlukan untuk keamanan dan stabilitas, akan kami lakukan.“
Dia juga mengakui pelanggaran hak asasi manusia yang dilaporkan kelompok HAM selama operasi keamanan yang dijalankan militer Mesir.
“Kita harus memahami bahwa tidak akan ada situasi aman di tengah-tengah kebingungan yang kini kita saksikan, tanpa terjadinya sejumlah pelanggaran,“ kata dia.
ab/hp (dpa,rtr,ap)