Warga Ukraina Protes Kebijakan Pemerintah
25 November 2013Puluhan ribu orang menggelar aksi protes sejak hari Minggu (24/11/13) di Ukraina karena pemerintah menghentikan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa. Perjaniian itu sebenarnya merupakan tahap awal bagi Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Di Kiev, sekitar 50 ribu orang menggelar demonstrasi. Sebagian besarnya adalah pendukung bekas Perdana Menteri Yulia Tymoschenko. Salah satu pembicara dalam aksi protes itu adalah tokoh oposisi yang juga juara tinju dunia, Vitali Klitschko. Para pemrotes mengibarkan bendera Eropa sambil menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina.
Sempat terjadi bentrokan dengan polisi, ketika ratusan demonstran mencoba menyerbu kantor pemerintahan. Polisi berusaha menghentikan para demonstran dengan gas air mata. Lapangan utama di Kiev, yang tahun 2004 menjadi pusat revolusi Oranye, dipenuhi massa. Mereka menentang keputusan pemerintah membatalkan perjanjian persiapan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.
Para demonstran pro Eropa menyatakan akan terus melanjutkan aksi mereka, sampai pemerintah Ukraina di bawah pemerintahan Presiden Viktor Yanukovych meninjau lagi keputusannya. Aksi protes dilanjutkan hari Senin (25/11/13) di depan kantor pemerintahan.
Tekanan dari Rusia
Para demonstran membawa plakat dengan tulisan "Kami bukan Uni Soviet. Kami ingin Uni Eropa". Seorang peserta demonstrasi berusia 19 tahun mengatakan: "Kami datang ke sini untuk menunjukkan, bahwa kami merasa sebagai warga Eropa." Demonstran lain menambahkan: "Kami ingin menunjukkan, bahwa suara Yanukovych bukan suara Ukraina."
Pemerintah Ukraina hari Kamis lalu (21/11/13) menghentikan perjanjian kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa. Sebelumnya, Rusia mengancam akan memberlakukan sanksi, seandainya Ukraina menandatangani perjanjian itu. Kalangan oposisi kemudian menyerukan aksi protes menentang kebijakan pemerintah.
Perjaniian Ukraina dengan Uni Eropa tadinya akan ditandatangani hari Jumat (29/11/13) dalam pertemuan puncak Uni Eropa di Lithuania.
Seruan dari Timoschenko
Mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoschenko, yang saat ini berada dalam tahanan, menuduh Yanukovich memecah belah rakyat Ukraina. Dengan pembatalan perjanjian Uni Eropa, Yanukovych melakukan "kesalahan terbesar" dalam hidupnya, tulis Timoschenko dari dalam penjara. Ia menyerukan agar Yanukovych merevisi keputusannya.
Pemerintah Ukraina sampai saat ini menolak ijin bagi Tymoschenko melakukan pengobatan ke luar negeri. Sebelumnya, Jerman menyatakan bersedia memberikan perawatan kepada Yulia Tymoschenko di rumah sakit di Berlin.
Anak perempuan Tymoschenko, Yevgeniya, mengimbau Jerman agar membantu ibunya. "Jerman adalah peluang terakhir bagi ibu saya. Kanselir Merkel tidak boleh menyerah. Jika tidak segera dibebaskan, ibu saya bisa meninggal dalam tahanan," katanya.
hp/yf (afp, ap, dpa)