Upaya Redam Pengangguran di Eropa
29 Mei 2013Pemudi Spanyol Araceli Rubio Perera belum dapat kerja di negara asalnya dan karena itu Februari lalu memeriksa bursa tenaga kerja di Brussel. "Saya amat puas dengan apa yang saya lihat selama ini, karena di sini banyak perusahaan, tidak hanya dari Belgia, tapi juga dari Inggris dan Perancis. Ada banyak peluang dan bukan hanya bagi mereka yang berpengalaman kerja, melainkan juga bagi orang-orang seperti saya, yang baru saja lulus." Bursa kerja itu dibentuk di Brussel dan banyak kota di Eropa oleh Komisi Eropa. Pencarian kerja di luar negeri didukung oleh sistem penyaluran EURES di internet, yang berisi tawaran pekerjaan dari seluruh Eropa. Pencarian kerja lintas negara masih tetap pengecualian. Hanya tiga persen dari total warga Uni Eropa yang bekerja tetap di luar negeri, demikian berdasarkan data statistik Eurostat.
Kesuksesan dalam mengatasi pengangguran remaja hanya dapat dilakukan dengan reformasi struktural di negara-negara anggota. Hal ini diyakini Karl Brenke, pakar pasar tenaga kerja Institut Jerman untuk Riset Ekonomi di Berlin. Sejak sebelum krisis keuangan dan ekonomi, kuota pengangguran di kalangan remaja dan warga dewasa muda di bawah usia 25 tahun di sebagian kawasan Eropa, dua kali lipat lebih tinggi dibanding kelompok dewasa. Ini terutama disebabkan pendidikan teoretis, yang hanya dilakukan di sekolah tapi tidak di perusahaan, kata Brenke.
Remaja harus mengalami pendidikan praktis lebih besar. "Spanyol sudah mulai menjalankan sistem pendidikan dual, yakni pendidikan paralel di perusahaan dan sekolah pendidikan kerja. Negara-negara lainnya seperti Italia, Portugal atau Yunani seharusnya mengikuti ini, kata Karl Brenke kepada DW. Akses ke pasar tenaga kerja harus lebih mudah bagi warga muda. Sebagian masih menghalanginya dengan hukum kerja yang kaku seperti di Italia.
Jaminan Kerja dan Aksi Politis
Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy baru pekan lalu menyerukan kembali kepada pimpinan pemerintahan di Uni Eropa, agar bertindak lebih banyak untuk mengatasi pengangguran remaja. Uni Eropa ingin "jaminan kerja" bagi semua remaja. Paling lambat empat bulan setelah lulus sekolah atau perguruan tinggi, setiap remaja diharap memiliki tempat pelatihan kerja dan pekerjaan. Jaminan kerja ini sudah diusulkan Komisi Eropa Februari lalu. Penerapan praktisnya berjalan tersendat-sendat. Terutama diperlukan keinginan politis untuk reformasi di negara-negara bersangkutan, pendapat pakar ekonomi Karl Brenke. "Orang tentu bisa mengupayakan untuk melibatkan lebih banyak lagi remaja dalam praktek melalui berbagai program kualifikasi, tapi itu bukan solusi besar. Saya kira, di belakangnya juga harus ada aksi politis."
Pada tahun-tahun mendatang Uni Eropa menyediakan dana 6 miliar Euro untuk program khusus guna mengatasi pengangguran remaja. Bagaimana operasi pengucuran dana tersebut, akan dibicarakan Kanselir Jerman Angela Merkel Juli mendatang di Berlin, dalam pertemuan dengan semua menteri tenaga kerja dan badan tenaga kerja di Uni Eropa.