Uni Eropa Perlu Investasi Sebesar €800 Miliar per Tahun
11 September 2024Dalam laporan yang sangat ditunggu-tunggu mengenai daya saing ekonomi 27 negara Uni Eropa (UE), Mario Draghi menyerukan pinjaman bersama dan lebih banyak kolaborasi di antara negara-negara anggota untuk bersaing dengan Amerika Serikat (AS) dan Cina. Mantan perdana menteri Italia dan mantan presiden Bank Sentral Eropa ECB itu mendesak para pemimpin UE untuk berinvestasi sebanyak 800 miliar euro setiap tahun demi meningkatkan pertumbuhan.
Dirilis di Brussels, Belgia, hari Senin (09/09), laporan tersebut menuntut adanya "perubahan radikal” di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kesenjangan produktivitas yang sangat besar dengan AS, di mana pendapatan telah tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan UE sejak tahun 2000.
Laporan tersebut, pertama-tama merekomendasikan untuk menutup kesenjangan inovasi dengan AS dan Cina, terutama dalam bidang teknologi baru. "UE lemah dalam hal teknologi baru yang akan mendorong pertumbuhan di masa depan. Hanya empat dari 50 perusahaan teknologi teratas dunia yang berasal dari Eropa,” kata Draghi.
Selama konferensi pers, Draghi mengatakan kepada wartawan bahwa sejak tahun 2008, 30% dari "unicorn” Eropa – yaitu perusahaan startup yang bernilai lebih dari $1 miliar – telah meninggalkan blok tersebut dan pindah ke AS.
Laporan setebal 400 halaman tersebut juga menyerukan sebagai poin kedua "rencana yang koheren” untuk menghubungkan upaya dekarbonisasi dengan daya saing industri dengan cara membangun planet yang lebih hijau, tetapi memberikan manfaat bagi dunia usaha. UE telah menetapkan target emisi karbon nol bersih pada tahun 2050 dan negara-negara anggotanya telah berjanji untuk mengubah perekonomian mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
Draghi memperingatkan bahwa jika negara-negara anggota UE gagal mengoordinasikan kebijakan, "ada risiko bahwa dekarbonisasi dapat berlawanan dengan daya saing dan pertumbuhan.”
Poin ketiga dari visi Draghi adalah apa yang disebut dalam laporan sebagai "kebijakan ekonomi luar negeri UE” yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada Cina untuk mineral penting yang menggerakkan kehidupan modern. UE harus memperhatikan keamanan ekonomi dengan melakukan diplomasi dengan negara-negara lain dan mengamankan rantai pasokan utama.
Kekuatan dan kelemahan daya saing UE
Para ahli berharap laporan ini akan menentukan kebijakan Komisi Eropa di masa depan. "Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, hal ini memberikan gambaran yang komprehensif dan jujur mengenai tantangan UE dalam beberapa dekade mendatang, jika UE ingin setidaknya unggul dalam posisinya saat ini,” kata Filip Medunic, pakar di lembaga pemikir German Council on Foreign Relations yang berbasis di Berlin, kepada DW.
Terutama fokus pada inovasi dan daya saing global sangat penting untuk dekade berikutnya, tambahnya. "Ada trade-off antara menghijaukan perekonomian dan tidak kalah dengan pesaing global karena kurangnya pendanaan dan skalabilitas.”
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Namun para ahli lain lebih skeptis, mengutip munculnya partai-partai sayap kanan di Eropa yang menuntut diperkecilnya wewenang Brussels atas kebijakan nasional. Jacob Funk Kirkegaard, peneliti senior di lembaga pemikir Bruegel yang berbasis di Brussels menggambarkan hal ini sebagai "hambatan politik".
"Ada partai-partai politik yang menginginkan lebih sedikit proyek bersama, lebih banyak kebijakan nasional, yang ingin UE tidak terlalu banyak bicara,” katanya kepada DW.
Eropa perlu memobilisasi setidaknya €750 miliar hingga €800 miliar per tahun – setara dengan sekitar 4,5% PDB tahunan blok tersebut – untuk mengimbangi pesaingnya, menurut laporan Mario Draghi.
Utang bersama untuk membiayai kebutuhan pendanaan Eropa?
Pendanaan bersama untuk investasi pada sektor publik utama Eropa, seperti inovasi terobosan, pengadaan pertahanan atau jaringan listrik lintas batas, akan diperlukan, kata Mario Draghi.
Namun, gagasan tersebut kemungkinan besar akan mendapat tentangan dari beberapa negara anggota, termasuk Jerman, yang sejauh ini menolak seruan untuk menambah utang dan memberikan subsidi kepada mitra-mitra Uni Eropa yang lebih miskin.
"Negara-negara anggota bisa mengatakan tidak, dan oposisi akan datang dari negara-negara yang disebut hemat seperti Belanda, negara-negara Nordik, bahkan Jerman,” kata Simone Tagliapietra, peneliti senior lainnya di Bruegel. Dia menambahkan, Italia dan beberapa anggota UE di wilayah timur kemungkinan besar akan "mengatakan ya".
Jacob Funk Kirkegaard menambahkan, pendanaan bersama Eropa adalah sebuah "eufemisme untuk Eurobonds," yang berarti utang yang didukung oleh semua anggota UE, dan cenderung ditentang oleh negara-negara kaya dengan alasan bahwa utang tersebut bisa jadi "boros, atau dapat ditipu."
"Tetapi alasan sebenarnya yang sedikit orang akui adalah adanya hambatan yang mendalam bahwa peminjaman harus dilakukan hanya jika diperlukan, dan hanya untuk prioritas nasional,” katanya.
Ide-ide Draghi, yang dituangkan dalam laporan tersebut, pasti akan menghadapi perlawanan. Namun, Mario Draghi juga memiliki pendukung berpengaruh, yaitu Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen yang telah mengatakan bahwa pendanaan bersama "akan diperlukan untuk proyek-proyek tertentu." Yang perlu sekarang adalah "kemauan politik” yang cukup di antara negara-negara anggota, katanya.
(hp/yf)