Turki Siapkan Konferensi Internasional Konflik Suriah
9 Februari 2012Menteri luar negeri Turki, Ahmet Davutoglu lewat televisi nasional mengumumkan Rabu (08/02), pihaknya akan mengundang semua negara yang terimbas eskalasi kekerasan di Suriah. Tujuannya mendorong sikap bersama menangggapi konflik tsb.
Turki sebagai negara tetangga langsung Suriah kini menghadapi masalah pengungsi, yang melarikan diri dari tekanan brutal rezim Bashar al Assad. Saat ini ribuan warga Suriah menjadi pengungsi di Turki.
Setiap malam di kawasan perbatasan Turki-Suriah, terdengar tembakan atau ledakan granat. Desa-desa Turki di dekat perbatasan ke Suriah amat terimbas konflik di negara tetangganya itu.
Seorang warga dari provinsi Hattay di selatan Turki mengungkapkan.: “Tetangga saya, panel sel surya dan parabolanya bolong-bolong akibat tembakan. Pasukan penjaga perbatasan datang ke sini dan mencatat kerusakannya. Di sini ketakutan amat besar. Terutama kami takut granat dan roket.“
Arus pengungsi meningkat
Pemerintah di Ankara memperhitungkan, arus pengungsian warga Suriah melintasi perbatasan sepanjang 900 km, akan terus berlangsung. Menlu Ahmet Davutoglu mengikuti seluruh perkembangannya, dan mengundang warga Suriah yang tertindas untuk mengungsi ke negaranya.
Jika aksi kekerasan terus memuncak, gelombang pengungsi dari Suriah, di hari-hari mendatang diramalkan akan semakin meningkat. PM Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan :“Kita memerlukan insiatif baru, yang menghimpun semua negara, yang tidak mendukung rezim di Suriah, melainkan berpihak kepada rakyat Suriah.“
Apa target konferensi internasional itu, sejauh ini belum jelas. Yang sudah jelas, pemerintah Turki amat mengkhawatirkan perkembangan konflik di Suriah. Juga Ankara amat kecewa atas veto Rusia dan Cina di Dewan Keamanan PBB, yang menjegal sebuah rancangan resolusi untuk mengecam Suriah.
“Apa yang terjadi di Dewan Keamanan adalah kegagalan besar. Dewan Keamanan tidak mampu memenuhi tugasnya, untuk menjaga keamanan internasional. Hati nurani masyarakat internasional sekali lagi amat terluka“, papar Erdogan.
Turki mainkan pengaruhnya
Veto penolakan itu, ibaratnya menyiramkan minyak ke api, yang membuat spiral aksi kekerasan di Suriah berputar semakin cepat. Omar Shawaf anggota dewan nasional Turki mengomentari: “Saya tidak percaya bantuan dari luar, dan kami juga tidak mengharapkannya. Kegagalan di Dewan Keamanan sudah diprogram dari awal. Dari fosil komunis Cina dan Rusia, tidak bisa diharapkan sikap lain. Kedua negara ini, akan bereaksi persis seperti Assad, jika di negaranya terjadi perlawanan rakyat.“
Suriah amat penting bagi Turki, sebagai mitra ekonomi, negara transit dan sebagai faktor stabilitas. Karena itu, Turki akan berusaha sebanyak mungkin menanamkan pengaruhnya, pada perkembangan di Suriah. Termasuk jika diperlukan, juga mempersenjatai kelompok perlawanan, serta membangun zona keamanan selebar hingga 20 kilometer di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.
Ankara sudah menyatakan menolak tindakan sepihak. Namun akan mendukung serangan militer yang terkoordinasi, berdasar mandat PBB atau Liga Arab. Diduga, inisiatif terbaru Turki, tepat mengarah ke sana.
Reinhard Baumgarten/Agus Setiawan
Editor : Edith Koesoemawiria