Tesla Kid Dokumentasikan Proyek Gigafactory Tesla di Jerman
15 April 2020Perusahaan mobil elektrik Tesla yang didirikan Elon Musk saat ini sedang membangun sebuah Gigafactory di Grünheide, dekat Berlin. Inilah pabrik pertama yang dibangun Tesla di Eropa. Sempat terhenti karena protes aktivis lingkungan, pembangunan pabrik itu sekarang dipercepat. Gigafactotry ditargetkan memproduksi sampai 500 ribu mobil setiap tahun.
Silas Heineken (13 tahun) tinggal tidak jauh dari lokasi proyek. Remaja yang gandrung teknologi sejak kecil ini lalu membuat dokumentasi video tentang pembangunan pabrik Tesla dengan sebuah drone miliknya. Tidak hanya satu kali, tetapi setiap hari, karena Silas membuat dokumentasi kronologis tentang apa yang terjadi di Grünheide. Rekaman videonya dibagikan lewat internet secara gratis, dan pemirsanya makin hari makin banyak, dari seluruh dunia.
Tapi suatu hari, ketika sedang menyiapkan dronenya di lokasi, Silas harus berurusan dengan sekuriti Gigafactory, yang mengatakan bahwa dia melanggar hukum dan perusahaan akan mengajukan tuntutan terhadapnya.
"Orang-orang sekuriti lalu memanggil polisi," kata Silas kepada DW, "dan ketika polisi datang, mereka sebenarnya jauh lebih ramah kepada saya daripada sekuriti pabrik.“ Polisi lalu menyarankan pada sekuriti Tesla Gigafactory agar tidak mengajukan tuntutan hukum kepada Silas, karena apa yang dia lakukan tidak berbahaya dan dia juga masih di bawah umur. Tetapi para petugas sekuriti tetap bersikeras mengajukan pengaduan.
Dukungan followers dan saluran youtube
Silas mengatakan dia tidak menyadari telah melakukan kesalahan apa pun. Kompleks Gigafactory di Grünheide memang tidak dinyatakan sebagai zona larangan terbang untuk drone. Tetapi lokasi pembangunan proyek adalah milik perusahaan, yang berhak melarang orang lain keluar masuk.
Pulang ke rumahya, Silas tidak menyerah dan segera membuat video yang menjelaskan kepada para pengikutnya apa yang terjadi, dan mengapa dia terpaksa berhenti dulu membuat dokumentasi Tesla Gigafactory. Video itu dia sebarkan lewat kanal Youtube dan Twitter.
Tak disangka, sambutan warga internet cukup luas, terutama setelah sebuah kanal di Youtube TTN (Tesla News Time) memberitakan tentang kasusnya. TTN juga mencoba menghubungi pendiri Tesla Elon Musk agar memberi izin kepada sang "Tesla Kid“ agar bisa menerbangkan drone dan melanjutkan dokumentasi videonya. Upaya mereka membuahkan hasil, karena tidak lama kemudian Elon Musk menulis di Twitter, dia tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Silas
Situasinya berubah
Berita itu segera disambar Silas, yang juga mengumpulkan berita dan gambar-gambar lain, lalu menemui sekuriti Gigafactory. "Kali ini mereka jauh lebih ramah," kata Silas. Mereka bahkan memberi selamat atas ketekunannya membuat dokumentasi video.
Lalu dibuat kesepakatan dengan pihak sekuriti: Silas boleh terus menerbangkan drone-nya, tetapi sebelumnya harus membuat pemberitahuan singkat kepada para penjaga.
"Aku bangga dengan putraku," kata Peer Heineken, ayah Silas. Anaknya memang gandrung teknologi, internet, drone, dan video. ”Saya senang Silas fokus pada sesuatu yang bermakna dan tidak hanya membuang-buang waktu saja."
Meskipun ada beberapa keberatan tentang penebangan pohon di lokasi pabrik dan kekhawatiran merosotnya permukaan air tanah, Peer Heineken mendukung pembangunan pabrik mobil Tesla di Grünheide.
"Kalau mempertimbangkan semua hal, harus dikatakan bahwa dia (Elon Musk) dan perusahaannya adalah salah satu inovator di zaman kita. Kami akan mendapat salah satu pabrik paling maju di dunia secara teknologi, dan itu perkembangan yang mengesankan," pungkas Peer Heineken. (hp/as)