1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Berapa Banyak Masjid di Jerman?

15 Oktober 2018

Berapa sebenarnya jumlah masjid di Jerman? Tak ada yang mengetahui secara pasti jawabannya. Hal yang aneh untuk Jerman, yang dikenal sebagai negara yang tekun mencatat statistik.

https://p.dw.com/p/36Whs
Deutschland Erdogan Besuch in Köln
Foto: DW/W. Glucroft

Pasca peresmian masjid yang dibiayai pemerintah Turki di Köln, pertanyaan terkait rumah ibadah umat Muslim itu kerap jadi  perbincangan hangat di Jerman.  Pembangunan masjid bagi komunitas minoritas terbesar di Jerman tersebut dianggap sebagai upaya pemerintah Turki unjuk kekuasaan di Jerman.

Berapa banyak masjid atau asosiasi keagamaan Islam di Jerman, hanya bisa diperkirakan. Menurut pengamat Islam, Michael Blume, alasan hukum jadi penyebabnya. "Menurut konstitusi Jerman, asosiasi keagamanan tidak diwajibkan untuk melakukan pendaftaran,” ungkapnya sambil menambahkan, "Ini artinya: selama komunitas keagamaan atau asosiasi keagamaan bukan organisasi publik, maka tidak perlu didaftarkan.”

Masjid, sama seperti tempat ibadah lainnya

Itulah sebabnya, menurut Blume, tidak ada juga yang mengetahui berapa banyak vihara bagi umat Buddha di Jerman. Masjid di Jerman didaftarkan sesuai dengan hukum yang mengatur pembentukan asosiasi tersebut. Jadi terserah kepada mereka apakah berafilitasi dengan asosiasi payung masjid yang lebih besar atau independen.

Berbeda halnya dengan gereja yang terdaftar dalam "Buku Tahunan" Badan Federal Statistik, seperti halnya juga komunitas Yahudi. Gereja dan jemaat Yahudi di Jerman memiliki perjanjian dengan negara yang diatur oleh hukum konstitusional .

2.500, 2.600, 2.700

Dewan Pusat Muslim di Jerman mengumumkan awal Oktober lalu bahwa ada sekitar 2.500 masjid di Jerman. Banyak dari rumah ibadah ini yang tersembunyi dari pojokan jalan. Sekitar 900 dapat dikenali secara gamblang sebagai masjid. Minimnya kepastian jumlah masjid karena Islam tidak mengenal bentuk organisasi yang hierarkis. Hanya beberapa orang saja bisa memutuskan untuk membangun tempat sembayang, seperti di Berlin dimana seorang pengacara feminis dapat mendirikan ‘masjid liberal‘ sendiri.

Menurut peneliti dari parlemen, Jerman adalah rumah bagi "setidaknya 2,350 hingga 2.750 masjid atau asosiasi Islam," yang ditujukan untuk sekitar 4,4 dan 4,7 juta "warga Muslim dari berbagai aliran, denominasi, kelompok etnis dan pandangan politik." Hanya sedikit - antara 15 dan 30 persen - Muslim yang tergabung dengan kongregasi atau asosiasi.

Kita tidak tahu persis berapa banyak warga Muslim yang ada, karena tidak tercatat, ungap Blume yang menerbitkan buku ‘Islam in Crisis‘ tahun 2017. "Kami tahu perhitungan kasar berapa jumlah orang berlatar belakang Muslim yang berasal dari negara-negara mayoritas Islam, tetapi sebagian dari angka itu – yang sekarang semakin banyak – mengaku: ‘Saya tidak religius sama sekali, saya sama sekali tidak ada urusan apapun dengan agama.‘ Ada juga yang mengatakan: ‘Ya, saya Muslim, tapi saya bukan anggota jamaah atau asosiasi tertentu.' Dan hanya sebagian kecil yang bergabung dengan asosiasi keagamaan, atau akhirnya masjid."

Terkoneksi secara internasional

Sebagian besar masjid baru di Jerman cenderung dibiayai dari luar negeri, misalnya Turki – mendapat biaya dari Organisasi Islam-Turki di Jerman, DITIB, yang mengklaim mewakili lebih dari 960 asosiasi independen resmi –  atau dari Arab Saudi.

"Masalah terbesar dari kongkregasi Islam adalah mereka tidak memiliki cukup uang," kata Blume. "Karena sangat sedikit warga Muslim yang mengenali diri mereka sebagai anggota masjid tertentu."

Suatu hal yang mungkin untuk mengumpulkan sumbangan membangun masjid kecil, ungkap Blume, namun tidak ada kepastian mengenai cara mencari dana untuk para imam. "Dan itulah mengapa Turki begitu kuat," dalam komunitas Muslim Jerman, kata Blume, karena bisa membayar para imam.

Tak lama lagi, Konfrensi Islam Jerman akan bertemu untuk pertama kalinya sejak dipilih tahun 2017 lalu. Data statistik akan menjadi salah satu topik pembahasan.

Masjid, Gereja dan Sinagoga Dalam Bidikan Lensa Ola Kolehmainen

(Ed:ts/)