Keamanan di Afghanistan Tergantung Taliban
20 Juni 2013Pihak NATO secara resmi menyerahkan tanggung jawab keamanan di 95 distrik di kawasan selatan yang sering mengalami serangan Taliban. Dengan demikian, aparat keamanan Afghanistan kini bertanggung jawab penuh atas keamanan di seluruh negeri.
Sekitar 100.000 tentara NATO yang masih ada di Afghanistan tidak melakukan operasi sendiri lagi dan hanya siap membantu. Pada hari pengalihan tanggung jawab keamanan, tetap terjadi serangan pihak Taliban. Sedikitnya tiga orang tewas di Kabul dalam sebuah serangan bom. Setelah itu ada dua serangan roket ke markas militer AS di Bagram yang menewaskan empat tentara Amerika.
Perundingan Dengan Taliban
Taliban kini tampil lebih percaya diri dan baru-baru ini membuka kantor perwakilan resmi di Doha, Qatar. Mereka menyatakan siap berunding dengan Amerika Serikat dan pemerintah Afghanistan, walaupun tetap melancarkan serangan. Pihak Amerika menerangkan akan melakukan pembicaraan dengan Taliban. Tapi Presiden Afghanistan Hamid Karsai masih menolak perundingan langsung.
Semua pihak sekarang menyadari, tidak mungkin mengalahkan Taliban secara militer, demikian pandangan pengamat politik Waheed Mozhdah. "Masyarakat internasional akhirnya menyimpulkan, konflik di Afghanistan tidak dapat diselesaikan dengan perang.
AS ingin agar situasi keamanan membaik sebelum pasukannya meninggalkan Afghanistan tahun 2014. Karena itu, Amerika ingin memulai pembicaraan dengan Taliban di Doha. Tapi Presiden Karsai masih menolak perundingan langsung dengan Taliban, selama tidak ada konsep perdamaian secara menyeluruh.
Bantuan Luar Negeri Setelah 2014
Sulit bagi Afghanistan menjamin keamanan tanpa bantuan dari luar negeri, kata Adrienne Woltersdorf, pimpinan kantor Friedrich Ebert Stiftung (FES) di Afghanistan. "Di kawasan utara situasinya agak tenang. Tapi kawasan selatan, dan masih banyak kawasan lain, masih dikuasai Taliban."
Aparat keamanan Afghanistan berkekuatan sekitar 350.000 orang. Jumlah ini kelihatannya banyak, tapi pada kenyataannya masih terlalu lemah. Banyak pengamat militer menilai, aparat keamanan Afghanistan masih belum mampu menghadapi Taliban dan tetap perlu bantuan pasukan internasional. Apalagi angkatan udara Afghanistan masih belum berfungsi.
"Jika Taliban meningkatkan serangan setelah penarikan pasukan internasional tahun 2014, negara itu benar-benar bisa guncang," tutur mantan komandan NATO, jendral purnawirawan Egon Ramms.
Peran Pakistan
Pengamat politik Hamidullah Noor menerangkan, Pakistan punya peran penting dalam konflik di Afghanistan. "Jika Pakistan melihat bahwa pasukan asing sudah pergi, mereka mungkin akan membantu Taliban dengan senjata." Aparat keamanan Afghanistan masih belum mampu menghadapi Taliban, karena mereka tidak terlatih baik, tidak punya peralatan modern dan tidak mendapat gaji yang cukup, demikian Noor.
Kondisi tentara Afghanistan jauh lebih baik daripada kepolisian, kata pengamat Afghanistan Conrad Schetter. Ia mengakui, jauh lebih mudah melatih militer daripada polisi. "Di tingkat lokal, pendidikan polisi gagal. Karena orang mencoba merekrut polisi dari milisi lokal. Bahayanya adalah, para milisi lokal malah menggunakan kesempatan untuk menguasai wilayahnya," katanya.