Siapa Donald Tusk, dan Bagaimana Perjalanan Karir Politiknya
15 Desember 2023Ketika Donald Tusk kembali ke Polandia dari Brussel dua tahun 2021, partai PO Civic Platform-nya hancur. Dalam jajak pendapat, kelompok liberal-konservatif, yang dikalahkan partai populis sayap kanan Hukum dan Keadilan PiS tahun 2015, bahkan tidak mampu meraih suara mendekati 20 persen.
Pada Mei 2021, Donald Tusk juga mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir dari kursi kepresidenan Partai Rakyat Eropa. Dia kembali ke Polandia dan memulai upaya sistematis di tingkat akar rumput untuk melawan pemerintahan PiS yang telah membawa negara itu menjauhi Uni Eropa.
Selama kampanye pemilu tahun 2023, Donald Tusk sebagai pemimpin kubu oposisi melakukan perjalanan sejauh 70.000 kilometer. Dalam ratusan pertemuan di seluruh pelosok Polandia, dia berdialog langsung dengan warga, termasuk mereka yang menentangnya. Di Warsawa, dia menyerukan aksi besar menentang politik pemerintahan populis, yang dihadiri ratusan ribu peserta. Upayanya berhasil memobilisasi massa. Pemilu parlemen pada 15 Oktober lalu mencatat tingkat partisipasi hampir 75 persen, rekor baru untuk Polandia.
Usai terpilih sebagai Perdana Menteri baru hari Senin (11/12), Donald Tusk tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan politiknya, mantan presiden dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Lech Walesa. "44 tahun yang lalu, pada bulan Desember 1979, ketika saya masih muda saat itu, kami mempersiapkan demonstrasi ilegal di depan galangan kapal di asrama mahasiswa Gdansk,” kata Tusk. Saat itu, dinas rahasia turun tangan dan mengakhiri demonstrasi. "Itu adalah pengalaman yang membentuk saya, dan saya kemudian memahami bahwa politik itu penting."
Pembangkang rezim dari Gdansk
Akar aktivisme politik Donald Tusk ada di kampung halamannya di Gdansk, tempat ia dilahirkan pada April 1957. Sebagai mahasiswa sejarah, ia mendukung aktivitas bawah tanah penentang rezim komunis, yang berujung pada pembentukan serikat buruh Solidarnosc pada tahun 1980. Setelah menyelesaikan studinya, dia bekerja serabutan, termasuk membersihkan cerobong asap pabrik. Dia kemudian memimpin majalah politik Przeglad Polityczny (Pandangan Politik) - sebuah forum ide-ide liberal yang masih terbit hingga saat ini.
Runtuhnya komunisme tahun 1989 membuka peluang baru bagi para pegiat politik yang membangkang. Terinspirasi oleh ide-ide liberal, Donald Tusk lalu mendirikan Kongres Demokrat Liberal KLD. Kelompok ini adalah adalah bagian dari Partai Demokrat Kristen Porozumienie Centrum.
Tahun 1991, Donald Tusk memenangkan mandat parlemen untuk pertama kalinya, dan pernah menjabat sebagai wakil ketua majelis tinggi, Senat. Namun para koleganya sering mengeluhkan kurangnya minat Tusk terhadap sistem kerja dan kurangnya disiplin.
Tahun 2007, dia akhirnya menjadi perdana menteri untuk pertama kalinya, setelah memenangkan duel televisi melawan pesaing terbesarnya, Jaroslaw Kaczynski. Media di Polandia sering membandingkan gaya pemerintahan Donald Tusk dengan gaya mantan kanselir Jerman Angela Merkel, yaitu melakukan kebijakan-kebijakan pragmatis yang diperlukan, tanpa perlu visi besar. Dia sendiri pernah menyatakan bahwa tujuan kebijakannya adalah untuk menyediakan "air hangat di keran” kepada masyarakat. Tahun 2011 dia kembali terpilih sebagai perdana menteri.
Dari Warsawa ke Brussel
Sebelum masa legislatif keduanya pada tahun 2014, Donald Tusk mundur dan pindah ke Brussels, Belgia, di mana dia menjabat sebagai Ketua Dewan Eropa sampai 2019. Setelah itu dia memimpin fraksi Partai Rakyat Eropa di parlemen Uni Eropa. Awal Mei 2021, dia meletakkan jabatan itu dan kembali ke panggung politik Polandia.
Kubu populis dan partai PiS selama bertahun-tahun menjadikan Donald Tusk sebagai objek propaganda anti-Jerman. Pada tahun 2005, kakeknya Jozef Tusk bahkan dituduh menjadi sukarelawan untuk militer Jerman pada Perang Dunia Kedua, Wehrmacht. Kenyataannya, Jozef Tusk malah pernah dipenjarakan di kamp konsentrasi Stutthof di Jerman. Selama kampanye pemilu Oktober lalu, politisi PiS menghina Donald Tusk sebagai "pengkhianat" dan "kolaborator". Setelah Donald Tusk terpilih sebagai perdana menteri, Jaroslaw Kaczynski bahkan meneriakkan dari mimbar parlemen: "Anda adalah agen Jerman."
Donald Tusk menanggapi kampanye kotor tersebut dengan tenang. Selama kampanye, simbolnya adalah dua tangan dengan jari yang membentuk hati. Dia sendiri dan para pendukungnya mengenakan simbol hati dari kertas merah di kerah mereka pada acara-acara dan demonstrasi massal, dengan motto "Pawai Sejuta Hati". Setelah terpilih sebagai perdana menteri dia parlemen, dia menyapa pendukung dan penentangnya dengan tangan yang membentuk hati.
(hp/yf)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.