Seribuan Sekolah Selama PTM Terbatas Jadi Klaster COVID-19
24 September 2021Sejumlah klaster penyebaran Corona yang diduga dipicu pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai bermunculan. Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan belajar tatap muka di sekolah tak akan disetop.
"Itu terus kita monitor, itu temuannya. Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan, terbuka, tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera, memang seperti itu," kata Nadiem di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/09/).
Nadiem mengatakan tidak akan menghentikan belajar tatap muka meski klaster Corona di sekolah mulai bermunculan. Menurutnya, sekolah bakal ditutup sementara jika ada klaster Corona yang ditemukan.
"Tidak, tidak (dihentikan). PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan dan sekolah-sekolah di mana ada situasi seperti itu harus ditutup segera sampai aman," ujar Nadiem.
Seribuan sekolah jadi kluster COVID-19
Lebih dari seribu sekolah menjadi klaster COVID-19 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di seluruh Indonesia. Terbanyak ditemukan di Jawa Barat, sedangkan 25 klaster ditemukan di DKI Jakarta.
Temuan ini diungkap oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam survei yang dipublikasikan di situsnya. Tercatat 1.303 sekolah menjadi klaster COVID-19.
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, mengatakan masih terus mengupayakan aktivitas PTM terbatas yang aman.
"Anak-anak bisa tetap belajar dari rumah jika orang tua belum yakin dan belum memberikan izin untuk mengikuti PTM Terbatas. Saya tekankan bahwa tidak ada proses menghukum dan diskriminasi bagi anak-anak yang belajar dari rumah," kata Jumeri.
Hingga Kamis (23/09, berikut sebaran klaster sekolah yang ditemukan.
Provinsi Jawa Barat: 150 klaster
Provinsi Jawa Tengah: 131 klaster
Provinsi Nusa Tenggara Timur: 104 klaster
Provinsi Sumatera Utara: 52 klaster
Provinsi Sumatera Barat: 51 klaster
Provinsi Kalimantan Barat: 50 klaster
Provinsi Kalimantan Tengah: 49 klaster
Provinsi Banten: 44 klaster
Provinsi Lampung: 43 klaster
Provinsi D.I. Yogyakarta: 41 klaster
Provinsi Sulawesi Selatan: 33 klaster
Provinsi Sumatera Selatan: 32 klaster
Provinsi Nusa Tenggara Barat: 32 klaster
Provinsi Papua: 31 klaster
Provinsi Aceh: 30 klaster
Provinsi Jambi: 30 klaster
Provinsi Kalimantan Selatan: 29 klaster
Provinsi Riau: 29 klaster
Provinsi D.K.I. Jakarta: 25 klaster
Provinsi Kalimantan Timur: 19 klaster
Provinsi Sulawesi Tengah: 18 klaster
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: 16 klaster
Provinsi Gorontalo: 15 klaster
Provinsi Bengkulu: 15 klaster
Provinsi Kepulauan Riau: 13 klaster
Provinsi Kalimantan Utara: 9 klaster
Provinsi Papua Barat: 9 klaster
Provinsi Bali: 9 klaster
Provinsi Maluku: 8 klaster
Provinsi Sulawesi Utara: 8 klaster
Provinsi Maluku Utara: 6 klaster
Provinsi Sulawesi Tenggara: 5 klaster
Provinsi Sulawesi Barat: 2 klaster
Berdasarkan jenjang pendidikan, berikut rincian klaster sekolah yang ditemukan.
PAUD
Sebanyak 1,91 persen ditemukan atau 251 klaster Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Di klaster ini terdapat 956 guru dan 2.006 peserta didik yang terinfeksi.
SD
Sebanyak 2,7 persen atau 538 klaster ditemukan di jenjang Sekolah Dasar. Sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa terinfeksi.
SMP
Ada 244 klaster atau 3,42 persen di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Sebanyak 1.482 guru dan 2.201 siswa terinfeksi.
SMA
Sebanyak 109 Sekolah menengah Atas atau 4,55 menjadi klaster COVID-19. Total 1.482 guru dan 2.201 siswa terinfeksi.
SMK
Sekolah menengah kejuruan menyumbang 3,07 persen atau 71 klaster, dengan 605 guru terinfeksi dan 1.590 siswa terinfeksi.
SLB
Sekolah luar biasa menyumbang 3,27 persen atau 13 klaster. Total 135 dan 112 siswa terinfeksi. (Ed: gtp/)
Baca artikel selengkapnya di: DetikNews
Seribuan Sekolah Jadi Klaster COVID-19, 25 Ditemukan di DKI
Klaster COVID Sekolah Mulai Muncul, Nadiem Tegaskan PTM Tak Akan Disetop