Serangan Udara NATO Perburuk Hubungan AS dengan Pakistan
26 November 2011Hari Sabtu (26/11) tokoh politik dan militer Pakistan dengan berang menanggapi serangan pesawat dan helikopter tempur NATO di perbatasan Pakistan-Afghanistan yang menewaskan 28 dan melukai sebelas serdadu Pakistan. Serangan tampaknya dilancarkan tengah malam menjelang hari Sabtu (26/11) di wilayah, di mana pejuang Taliban dan Al Qaida aktif dan tempat menyeberang ke Afghanistan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan barat.
Pemerintah di ibukota Islamabad kemudian menghentikan jalur logistik NATO ke Afghanistan, dan meminta Amerika untuk mengosongkan pangkalan militer Shamsi di barat daya provinsi Baluchistan. AS diduga menggunakan fasilitas tersebut untuk meluncurkan pesawat tak berawak dan pesawat pengintai dalam upaya meningkatkan tekanan terhadap Taliban dan militan Al-Qaida di wilayah Pakistan.
NATO benarkan serangan, namun tidak berikan rincian
Serangan terhadap pos pengawasan di wilayah rawan di barat daya Pakistan itu merupakan yang terparah sejak pemerintah di Washington dan Islamabad akhir tahun 2001 membentuk aliansi Anti Teror. Pembunuhan terhadap pemimpin Al-Qaida, Osama Bin Laden oleh pasukan khusus AS awal musim panas lalu membuat retaknya hubungan kedua negara.
Pakta militer Atlantik NATO membenarkan serangan tersebut, namun tidak menyebutkan detilnya. Komandan pasukan NATO di Pakistan, John Allen berjanji untuk melakukan pemeriksaan secara teliti dan mengungkapkan belasungkawa atas tewasnya dan terlukanya tentara Pakistan. Seorang jurubicara NATO di Kabul mengatakan, akibat sebuah insiden di perbatasan, NATO diminta untuk memberikan dukungan dari udara.
Gilani: "Serangan terhadap kedaulatan Pakistan"
Setelah serangan udara, hari Sabtu (26/11) Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani melakukan rapat kabinet darurat dan menyebut kejadian itu sebagai "serangan terhadap kedaulatan Pakistan." Panglima angkatan bersenjata Ashfaq Kayani menyatakan akan memberikan "ganjaran yang dapat dirasakan terhadap tindakan yang tidak bertanggung jawab itu." Sementara Menteri Informasi Firdous Ashiq Awan mengatakan: "Pasukan ini adalah pembela perbatasan Pakistan secara geografis dan ideologis. Setiap agresi terhadap pasukan itu merupakan agresi langsung terhadap Pakistan. Tak satu pemerintah pun dapat mentolerir serangan semacam itu terhadap aparat keamanan."
Pakistan menuntut NATO dan pasukan ISAF untuk menghukum yang bertanggung jawab terhadap serangan udara tersebut. Militer Pakistan mengatakan, pada pos pemeriksaan di perbatasan itu ditempatkan 40 tentara, dan di antara 28 yang tewas terdapat dua perwira. Pada September 2010 dua tentara Pakistan tewas dalam serangan udara NATO. NATO meminta maaf atas peristiwa itu dan Pakistan menutup jalur logistik NATO ke Afghanistan selama sepuluh hari. Pakta militer tersebut mengatakan, sekitar separuh suplai bagi tentaranya di Afghanistan dikirim lewat Pakistan.
Christa Saloh/ape/rtrd/afpd
Editor: Ayu Purwaningsih