1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndia

Seberapa Sehat 1,4 Miliar Warga India?

3 Maret 2023

Saat ini India merupakan negara terpadat di dunia dengan lebih dari 1,4 miliar jiwa, lima juta jiwa lebih banyak daripada Cina. Namun, bagaimana kesehatan mereka berdasarkan data?

https://p.dw.com/p/4OC2q
Orang-orang melakukan yoga di depan Hotel Taj Mahal Palace di Mumbai, India
Perbaikan dalam perawatan kesehatan dan peningkatan harapan hidup akan berkontribusi pada peningkatan populasi IndiaFoto: Rafiq Maqbool/AP/picture alliance

Menurut perkiraan World Population Review, populasi India mencapai 1,4 miliar jiwa pada akhir tahun 2022. Jumlah itu lima juta lebih banyak daripada Cina yang telah menempati posisi teratas sejak tahun 1950, ketika PBB mulai melacak demografi nasional.

Pertumbuhan populasi India secara historis dipandang sebagai sesuatu yang negatif mengingat tekanan yang ditimbulkannya pada sumber daya dasar. Namun, tampaknya baru-baru ini telah terjadi pergeseran perspektif karena beberapa pihak berpendapat bahwa memiliki populasi terbesar dan termuda di dunia memiliki keuntungan tersendiri.

Di satu sisi, India saat ini India menjadi perhatian dunia dan setiap orang memiliki satu pertanyaan mendasar: Akankah populasi India yang meningkat mendorongnya ke percepatan pembangunan?

"Menjadi negara terpadat di dunia tidak mengubah apapun di lapangan," kata ekonom pembangunan India kelahiran Belgia, Jean Dreze, kepada DW.

Proyeksi data memperkirakan bahwa populasi India akan tumbuh perlahan menjadi 1,7 miliar di tahun 2064 mendatang, tetapi kemudian turun drastis. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan yang berbasis di Amerika Serikat memperkirakan bahwa populasi India dapat turun kembali menjadi sekitar satu miliar pada akhir abad ini.

"Yang saya sampaikan adalah saya tidak melihat krisis populasi," kata Dreze. "India telah menjadi negara besar selama ini, ekonominya tumbuh dan mampu meningkatkan kehidupan masyarakat meskipun lambat.

Orang-orang berbelanja di pasar yang ramai di New Delhi, India
Dengan lebih dari setengah populasi India di bawah 30 tahun, kaum muda negara itu memberikan keunggulan ekonomiFoto: Adnan Abidi/REUTERS

"Apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa pada umumnya bonus demografi sudah berakhir," katanya.

Ekonom tersebut menunjukkan bahwa rasio ketergantungan anak-anak dan orang tua yang tidak berpenghasilan dari mereka yang berpenghasilan, telah turun drastis selama beberapa dekade terakhir.

"Ini (rasio ketergantungan) tidak akan menurun banyak sekarang. Kita sudah melewati tahap itu. Ke depan, anak-anak mungkin tidak sebanyak itu tetapi ketergantungan lansia akan meningkat," katanya.

Kualitas di atas kuantitas

Overpopulasi di suatu negara dengan aturan permintaan dan penawaran yang sederhana pasti akan memberi tekanan pada sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia.

"Pertumbuhan populasi yang cepat membuat pemberantasan kemiskinan, memerangi kelaparan, dan kekurangan gizi, serta meningkatkan cakupan sistem kesehatan dan pendidikan menjadi lebih sulit," kata Li Junhua dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB.

Populasi India telah tumbuh satu miliar dalam 70 tahun terakhir, tetapi infrastruktur perawatan kesehatan belum tumbuh pada tingkat yang proporsional dan biaya perawatan kesehatan yang dikeluarkan meningkat.

Meskipun demikian, biaya perawatan kesehatan di India masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain yang setara dengan India dan pendapatan per kapita meningkat.

Namun, sebagian besar pertumbuhan penduduk India berasal dari daerah pedesaan dan kurang mampu di sekitar cekungan Gangga, sementara peningkatan pendapatan berasal dari penduduk perkotaan yang memiliki hak istimewa.

Ketimpangan semakin meningkat

Di bidang pendidikan, 65% penduduk India telah menyelesaikan pendidikan menengah dan akan memenuhi syarat untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi seperti diploma PG, MBA, dan doktor, berdasarkan data statistik mengesankan yang sebanding dengan negara maju. Namu,n hanya seperempat populasi yang benar-benar mendaftar di kursus semacam itu.

Selain itu, sebagian besar India kekurangan gizi, tidak terampil, dan terpinggirkan, serta karenanya tidak dapat berkontribusi secara berarti bagi pembangunan bangsa.

"Kesulitannya adalah pertumbuhan pasokan tenaga kerja di India meningkat pesat selama periode dimana elastisitas lapangan kerja dari pertumbuhan telah menurun secara signifikan," kata Profesor Ekonomi Jayan Thomas dari Institut Teknologi India di Delhi.

Lebih dari 70% populasi India tidak mampu membeli makanan sehat pada tahun 2020 meskipun faktanya harga makanan tetap relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Selain indikator sosial dan ekonomi utama, India juga sangat tertinggal di bidang lain seperti kebahagiaan penduduk secara keseluruhan, kebebasan pers, keamanan perempuan, dan minoritas.

"Memiliki populasi yang besar adalah satu hal, tetapi agar menguntungkan, kita perlu fokus pada kualitas populasi," kata Dreze.

"Dan itu sesuatu yang bisa diperbaiki India."

(yas/ha)