Remaja Berusaha Selamatkan Lingkungan
20 Mei 2013Di depan Brandenburger Tor (Gerbang Brandenburg), Dart Vader berusaha menarik perhatian turis. Pemeran utama berkostum mantel hitam itu mengharap perhatian besar kelompok turis Amerika Utara. Tapi tidak ada yang ingin berfoto dengannya. Di samping Darth Vader sekelompok remaja dengan T-Shirt putih, bernyanyi dan beraksi. Para remaja itu bukan ingin mendapat uang, melainkan perhatian.
Drin Krasniqi (17) dari Kosovo termasuk kelompok itu. Tapi tugasnya adalah membagikan flyer yang menyerukan partisipasi lebih besar dalam perlindungan lingkungan. Ia salah satu dari 160 remaja peduli lingkungan yang datang dari seluruh dunia untuk menghadiri undangan pelaksana gagasan pendidikan "youthinkgreen". Dalam pertemuan kesinambungan remaja dunia mereka membahas perubahan iklim, perusakan lingkungan dan ketidak adilan sosial.
Remaja Bulgaria misalnya, menampilkan drama tentang penghancuran lingkungan. Drin Krasniqi dan teman-temannya mengajukan proyek daur ulang untuk Sekolah Dasar di Kosovo. Di sana sering kurang adanya kesadaran lingkungan, banyak sampah dibuang begitu saja di jalanan. "Kotoran anjing tertimbun hampir di gunung sampah yang besar," ujar Drin sambil tertawa. Kadang ia mengatakan sesuatu kepada orang-orang, kadang tidak, terutama kepada orang yang lebih tua ia tidak berani. "Saya bisa lebih mendapat masalah setelah itu."
Politisi Tidak Selalu Mendengarkan Remaja
Juga Petelina Frans ada di depan Gerbang Brandenburg. Murid dari Namibia itu aktif bersama remaja di asramanya untuk kesadaran lingkungan, bertemu dengan menteri dan politisi guna membujuk mereka mendorong pembangunan listrik bertenaga surya dan kincir angin. "Di negara kami masih ada pandangan kuno, di mana orang tidak mendengarkan anak-anak. Tapi jika kami terus melakukan tekanan, maka mereka akan mendengarkan kami. Jika tidak, kami akan membuat mereka repot." Petelina (16) bercita-cita menjadi pengacara lingkungan, yang pertama di Namibia, demikian katanya. Karena ia tidak ingin menyerahkan negaranya kepada politisi yang tidak peduli akan lingkungan. "Jika tidak berhati-hati, maka negara lain akan mengeksploitasi sumber daya alam kami."
Sementara seorang peserta dari Jerman mengatakan, banyak teman sekolahnya tidak akan ikut aktif. "Mereka punya pandangan hidup Yolo." Yolo singkatan dari "you only live once" yang artinya kira-kira: kamu boleh menikmati selama masih ada untuk hari-hari hidupmu. Jadi lebih baik berpesta atau berbelanja, daripada ikut berpartisipasi bagi lingkungan.
Itu pandangan berbahaya di kalangan remaja, pendapat Jakob von Uexküll, pendiri "Right Livelihood Award", sebuah penghargaan bagi individu dan gagasan yang aktif di bidang perlindungan iklim atau hak asasi manusia. Ia adalah salah satu pembicara yang bersama-sama dengan remaja berdiskusi bagaimana kerja lobi dapat berhasil atau menggerakkan pihak lain. Karena remaja dapat mencapai banyak hal, asal tidak cepat menyerah, dikatakan von Uexküll.