Persiapan Bagi Masa Setelah Assad
18 Juli 2011Oposisi Suriah yang sebelumnya terpecah-belah kini membentuk sebuah dewan untuk menyelamatkan negara. Dewan itu terdiri dari 25 orang. Sebagian besar dari mereka wakil kelompok Islamis dan liberal, dan beberapa lainnya dari kelompok independen. 380 delegasi sejauh ini belum sepakat, apakah kabinet bayangan sebaiknya segera dibentuk, atau menunggu terlebih dahulu perkembangan selanjutnya dari perlawanan terhadap rejim yang berkuasa. Perlawanan terhadap rejim di bawah Presiden Bashar al Assad sudah berlangsung sejak empat bulan lalu.
Perbedaan Ideologi Disisihkan
Oposisi yang terdiri dari berbagai kelompok berjanji, perbedaan ideologi tidak boleh memainkan peran apapun dalam situasi saat ini. Tujuan utama adalah menggulingkan rejim Assad. Pengacara di bidang hak asasi manusia, Haitham al Maleh, yang memimpin konferensi di Istanbul, mengimbau delegasi yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan mempertikaikan tema-tema yang tidak penting.
Dalam konferensi di Istanbul terutama hadir wakil gerakan oposisi Suriah yang sudah bertahun-tahun berada di pengasingan. Konferensi video yang rencananya akan diadakan dengan kelompok oposisi yang menggelar konferensi paralel di Suriah gagal. Aparat keamanan negara mengadakan serangan di lokasi pertemuan di ibukota Suriah, Damaskus.
Protes Terbesar
Jumat lalu (15/07), di Suriah terjadi protes massal terbesar terhadap Bashar al Assad. Dalam aksi protes itu hingga 40 orang tewas. Menurut keterangan oposisi, dalam kerusuhan yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir, lebih dari 2.000 orang tewas.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyebut tindakan aparat keamanan Suriah terhadap demonstrasi, yang berjalan damai, sangat mengkhawatirkan. Dalam televisi Turki Clinton mengecam kekerasan yang harus sesegera mungkin dihentikan. Masa depan Suriah harus ditentukan rakyat Suriah, demikian dikatakan Clinton.
Dengan demikian ia juga menampik spekulasi yang muncul, bahwa AS dan sekutu-sekutunya dapat mengambil langkah serupa seperti di Libya, dan mempertimbangkan dilancarkannya serangan militer. Jumat lalu, 42 negara dan sejumlah organisasi internasional yang tergabung dalam kelompok kontak internasional bagi Libya mengakui dewan transisi nasional Libya, yang didirikan pemberontak, sebagai organ pemerintahan resmi yang memiliki wewenang memerintah.
Tidak Ada Pendekatan Damai
Dalam masalah Suriah Clinton mengatakan, "Kami senang dengan apa yang dilakukan rakyat Suriah untuk kepentingan mereka sendiri, dan tidak melakukan apa yang diinginkan AS atau negara lainnya. Mereka berusaha untuk membentuk oposisi yang mencari jalan keluar, dan saya harap dalam kerjasama damai dengan pemerintah."
Tetapi tindakan pemerintah Suriah tidak menunjukkan pendekatan damai. Kelompok hak asasi manusia memperkirakan, sekitar 14.000 demonstran ditangkap dalam beberapa pekan terakhir.
Reinhard Baumgarten / Marjory Linardy
Editor: Agus Setiawan