Oposisi Suriah Bertekad Bersatu Singkirkan Assad
16 Juli 2011Puluhan ribu warga Suriah hari Sabtu kemarin (16/7) melakukan pawai duka di ibukota Damaskus sambil mengusung jenazah para demonstran yang tewas pada aksi unjuk rasa Jumat lalu (15/7). Menurut saksi mata, pemakaman korban dilangsungkan di Damaskus dan kawasan sekitarnya. Menurut aktivis Suriah, pasukan pemerintah hari Jumat lalu (15/7) menewaskan sedikitnya 28 orang demonstran dan melukai ratusan lainnya. Sementara pihak lainnya memperkirakan lebih dari 41 demonstran tewas.
Hanya di Damaskus dan kawasan sekitarnya saja diperkirakan 22 pengunjuk rasa tewas Jumat lalu, ujar Mohammed Abdullah dari komite koordinasi yang mendokumentasikan aksi protes di Suriah, hari Sabtu (16/7). Dengan begitu, aksi kekerasan militer untuk membubarkan demonstrasi menentang Presiden Assad yang dimulai empat bulan lalu, mencapai titik puncak yang paling berdarah.
Transisi damai menuju tatanan demokrasi
Sementara itu hari Sabtu (16/7) para aktivis Suriah melakukan perundingan di Istanbul, Turki, dan juga di Damaskus digelar pertemuan rahasia mengenai kemungkinan untuk menjatuhkan Presiden Bashir al-Assad dan untuk mulai mencanangkan transisi damai menuju tatanan demokrasi.
Sekitar empat ratus oposisi dalam pengasingan bertemu di Istanbul pada acara yang dinamakan "Konferensi Perujukan Nasional " dan mencoba untuk berbicara dengan satu suara, yaitu menentang penguasa Suriah, Presiden Bashar al-Assad. Haitham al-Maleh dari organisasi HAM Suriah mengutarakan: "Saya harap, kita semua mengerti bahwa kita menghadapi sebuah rejim yang sangat sulit di Suriah."
Awalnya para tokoh oposisi di Istanbul ini hendak melakukan pertemuan bersama di Damaskus dengan para penentang rejim Suriah. Namun rencana ini dibatalkan mengingat terlalu berbahaya, apalagi setelah dilancarkannya penumpasan aksi protes berdarah Jumat lalu (15/7).
Oposisi: Assad sudah kehilangan legitimasinya
Tujuan konferensi ini adalah pemilihan wakil-wakil gerakan oposisi bersama yang hidup di Suriah maupun dalam pengasingan. Juga direncanakan untuk merumuskan rencana kerja. Sedangkan dari tempat yang dirahasiakan di Damaskus, para aktivis peserta pertemuan melakukan kontak lewat telepon dengan peserta konferensi di Istanbul. Haitham al-Maleh yang mengorganisir pertemuan di dua tempat itu mengatakan bahwa rejim Assad menyandera negara Suriah dan mereka ingin mengambilnya kembali. Maleh bertahun-tahun dipenjarakan di Suriah karena aktivitas politiknya. Baru-baru ini pengacara berusia 80 tahun itu melarikan diri dari tanah airnya karena khawatir akan keselamatannya.
Sementara pemimpin oposisi Maschaal Tammo mengatakan lewat telepon kepada kantor berita AP bahwa Assad telah kehilangan legitimasinya. Tammo menuntut pengunduran diri Assad sebagai presiden dan transisi damai menuju negara sipil, pluralis dan demokratis. Para oposisi di Istanbul memutuskan untuk melupakan semua perbedaan ideologis mereka sampai Assad berhasil dilengserkan.
Christa Saloh/dpa/rtr
Ediitor: Agus Setiawan