Pengadilan Tegaskan Vonis Mati Terhadap Taipan Vietnam
3 Desember 2024Sebuah pengadilan Vietnam menolak banding yang diajukan Truong My Lan, atas vonis hukuman mati yang dijatuhkan pada bulan April lalu, terkait kasus penipuan, penggelapan dana dan penyuapan senilai USD12,5 miliar atau sekitar Rp200 triliun pada tahun 2022.
Lan didakwa secara diam-diam menguasai Saigon Commercial Bank, pemberi pinjaman terbesar kelima di Vietnam, demi mengambil pinjaman senilai USD 44 miliar selama lebih dari 10 tahun melalui jaringan perusahaan cangkang.
Dari jumlah tersebut, jaksa penuntut mengatakan USD27 miliar telah disalahgunakan, dan USD12 miliar telah digelapkan. Kasus Lan merupakan kejahatan keuangan paling serius yang membuatnya dijatuhi hukuman mati.
Putusan pengadilan di Hanoi itu dikatakan sebagai vonis langka dan mengejutkan. Lan adalah salah seorang dari segelintir perempuan di Vietnam yang dijatuhi hukuman mati dalam delik korupsi.
Satu peluang hidup
Perempuan berusia 68 tahun itu kini cuma memiliki satu peluang untuk mengubah hukuman mati menjadi penjara seumur hidup, yakni dengan membayar kembali 75 persen kerugian kepada negara, senilai USD11 miliar.
Tim kuasa hukum Lan mengklaim kliennya telah membayar kembali beban kerugian, antara lain melalui penyitaan oleh negara. Namun pengadilan menolak argumen tersebut, karena adanya properti yang berada dalam sengketa atau tidak dapat diukur nilainya, lapor media nasional VN Express.
Pengadilan menegaskan, kejahatan Lan telah berdampak negatif pada sektor perbankan, menyebabkan kekacauan publik, dan mengikis kepercayaan masyarakat.
"Berdasarkan hukum Vietnam, hukuman mati tidak langsung dilaksanakan karena masih melalui proses hukum yang panjang," kata Nguyen Khac Giang, seorang peneliti tamu di Program Studi Vietnam di Institut ISEAS_Yusof Ishak Singapura.
Dia menambahkan bahwa Lan akan mengajukan peninjauan ulang atas kasus tersebut atau pengampunan presiden untuk mengurangi hukumannya. "Selain itu, jika dia membayar kembali setidaknya tiga perempat dari dana yang disalahgunakan, pengadilan dapat mempertimbangkan untuk mengubah hukumannya menjadi penjara seumur hidup," katanya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Porak-porandakan sektor perbankan Vietnam
Penangkapan Lan merupakan salah satu kasus paling heboh dalam gerakan antikorupsi di Vietnam yang digencarkan sejak tahun 2022. Kampanye antirasuah oleh sekretaris jenderal Partai Komunis saat itu, Nguyen Phu Trong, tak jengah membidik pejabat tertinggi politik Vietnam.
Namun, skala penipuan dalam kasus Lan tergolong mengejutkan. Para analis kini bertanya-tanya, apakah perbankan dan sektor lain sudah pula dijangkiti korupsi.
Lan, 67, mendirikan perusahaan Van Thing Phat pada tahun 1992 setelah berlakunya ekonomi pasar terbuka di negeri komunis tersebut.
Perusahaannya tumbuh menjadi salah satu raksasa real estate terkaya di Vietnam, dengan menguasai ragam bangunan mewah, kantor, hotel, dan pusat perbelanjaan terbesar.
Keberhasilannya menajamkan pengaruh Lan di dalam industri keuangan. Pada tahun 2011, dia memediasi penggabungan bank SCB yang nyaris bangkrut dengan dua bank lain dengan berkoordinasi dengan bank sentral Vietnam.
Pengadilan mengatakan, Lan menyalahgunakan posisinya untuk secara diam-diam menguasai 90 persen saham SCB. Sejak itu, bank mengabulkan ribuan permohonan pinjaman dari "perusahaan hantu" yang dikoordinasikan oleh Lan.
Dia lalu berusaha menghapus jejak dengan menyuap pejabat menggunakan uang hasil penggelapan tersebut, kata pengadilan.
Dampak negatif bagi ekonomi nasional
Vietnam tercatat telah menjatuhkan lebih dari 2.000 hukuman mati dalam satu dekade terakhir dan mengeksekusi lebih dari 400 tahanan. Hukuman mati dijatuhkan untuk 14 kejahatan yang berbeda, kebanyakan untuk kasus pembunuhan dan perdagangan narkoba, tapi juga korupsi dan penggelapan dana negara.
Kasus Lan diyakini melemahkan prospek ekonomi nasional dan membuat investor asing gelisah, justru ketika Vietnam berupaya menampung investor yang ingin memindahkan rantai suplai dari Cina.
Bank Sentral saat ini dikabarkan telah menyuntikkan dana senilai miliaran dolar untuk mengisi ulang pundi-pundi SCB yang dijarah Lan, guna mencegah kepanikan luas.
rzn/as (AP, Reuters)