Muslim Muda di Jerman Aktif dalam Kegiatan Sosial
9 Juli 2020Institut Teologi Islam dan Pendidikan Agama di Universitas Karlsruhe bekerja sama dengan Institut SINUS Berlin telah menyelidiki bagaimana dan mengapa kaum muda muslim dengan latar belakang pendidikan memiliki komitmen sosial. Survei ini juga didukung oleh Yayasan Robert Bosch.
Pimpinan studi Pedagogi Universitas Karlsruhe, Jerman, Jörg Imran Schröter menekankan bahwa survei itu dilakukan terhadap sekitar 700 koresponden muslim antara usia 14 dan 34 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa religiusitas memiliki efek positif dalam keterlibatan sosial. "Kami melihat kesediaan untuk terlibat secara sosial di kalangan kaum muda muslim muda yang berlatar belakang pendidikan. Ini bisa menjadi penanda dampak sosial religiusitas yang positif karena keterlibatan sosial dapat menyebabkan partisipasi yang lebih besar dalam masyarakat secara keseluruhan," ujar peneliti tersebut.
Responden dalam riset ini terutama siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Peneliti juga menghubungi kaum muslim yang bekerja sebagai relawan, demikian dikutip dari KNA.
Yang berusia di bawah 21 tahun lebih terlibat dalam komunitas
Studi ini menunjukkan bahwa komunitas masjid juga merupakan tempat keterlibatan sosial. Namun evaluasi survei yang dilakukan lewat online itu juga menyatakan bahwa identifikasi dengan Islam tidak selalu terkait dengan komunitas masjid. Hingga usia 21 tahun, kaum muslim di Jerman, jika dilihat dari studi tersebut, lebih cenderung memiliki kontak dengan komunitas daripada mereka yang berusia lebih tua.
Para penulis penelitian juga menyatakan bahwa pekerja relawan muslim umumnya tidak ambil bagian dalam proyek keagamaan secara langsung. Sebagian responden menyatakan bahwa mereka aktif di lembaga keagamaan, di bidang sosial dan / atau dalam kegiatan ekstrakurikuler. Namun mayoritas dari mereka yang disurvei tidak terlibat dalam proyek keagamaan dalam arti yang lebih sempit. Sementara dari mereka yang belum melakukan kerja sosial, mayoritasnya membayangkan untuk bisa berkomitmen di bidang sosial.
Tiga alasan paling penting untuk terlibat secara sosial adalah: ingin melakukan sesuatu yang baik (88 persen), keyakinan agama (81 persen) dan membantu membentuk masyarakat (79 persen). Demikian dikutip dari idw-onlibe.de
70 persen perempuan
Para ilmuwan cukup terkejut ketika mendapati bahwa sekitar 70 persen dari responden yang aktif secara sosial adalah kaum perempuan. Temuan ini kontras dengan citra publik tentang Islam yang didominasi pria. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan untuk lebih melibatkan perempuan dalam aktivitas sosial. Perempuan muslim seharusnya tidak dipinggirkan.
Universitas Pendidikan di Karlsruhe sejak tahun 2008 sudah memiliki jurusan Pendidikan Agama dan Teologi Islam untuk sekolah dasar, menengah dan menengah atas. Jurusan ini mencetak guru untuk memandu mata pelajaran teologi Islam di jenjang pendidikan dasar, di mana para murid mempelajari ragam tradisi akademik Islam, konten-konten pedagogis dan didaktis, serta kehidupan kaum muslim dalam konteks Eropa.
Lantaran tenaga pengajar pendidikan Islam di Jerman cukup langka, di negara bagian Baden-Württemberg, dari sekitar 180.000 murid muslim, hanya 6.000 yang mengikuti mata pelajaran Islam. Tidak heran jika lembaga-lembaga pendidikan kian giat mencari calon mahasiswa baru. “Siapapun yang memiliki kualifikasi untuk pendidikan Islam di jenjang pendidikan dasar,” tulis Universitas Pendidikan di Karlsruhe, “akan memiliki peluang yang besar buat mendapat pekerjaan tetap.”
Sumber: KNA/idw-onlibe.de.