Mencari Jalan Tengah bagi Palestina
22 September 2011Dalam pidatonya, di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mendesak agar dilakukannya "satu tahun pencapaian kesepakatan pasti" antara Israel dan Palestina.
Untuk menghindari pertikaian, Sarkozy mengusulkan agar diambil jalan tengah terhadap rencana Palestina yang meminta pengakuan sebagai anggota penuh PBB. Sejauh ini Amerika Serikat telah mengancam untuk memblokade rencana itu. Pertentangan itu menurut Sarkozy akan menjadi sangat berbahaya. Jalan tengah yang diusulkan Sarkozy adalah dengan meningkatkan status Palestina sebagai pengamat – non anggota. Peningkatan status ini menurutnya akan menjadi langkah maju yang penting.
Dikatakan Sarkozy, telah diketahui bahwa Palestina tidak dapat serta merta mencapai keanggotaan penuh dan pengakuan seutuhnya sebagai anggota PBB. Alasan utamanya adalah kurangnya kepercayaan di antara pihak-pihak yang terkait dengan sengketa Timur Tengah. Namun hak veto untuk memblokade rencana itu, bukan tidak mungkin akan menimbulkan rangkaian kekerasan di Timur Tengah. Demikian dipaparkan presiden Perancis tersebut.
Di bawah ketentuan PBB, setiap permohonan untuk menjadi anggota tetap PBB membutuhkan rekomendasi dari Dewan keamanan PBB dan persetujuan dua pertiga dari 193 negara anggota Majelis Umum PBB. Sementara status non anggota tak membutuhkan persetujuan Dewan Keamanan, namun hanya memerlukan suara mayoritas di Majelis Umum, yang tidak memiliki hak veto.
Dengan status non anggota, Palestina tetap dapat memperoleh akses pada organisasi-organisasi internasional, seperti misalnya badan PBB untuk kesehatan, WHO atau mungkin bahkan Mahkamah Pidana Internasional.
Usai menyampikan pidato, Sarkozy bertemu muka dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang berkeras, bahwa hanya lewat negosiasi, maka Palestina dan Israel dapat menempa perdamaian abadi. Presiden AS itu tak memberi komentar atas usulan Sarkozy. Obama tetap menolak tegas rencana Palestina untuk mendapatkan pengakuan PBB sebagai negara berdaulat. Menurutnya, Palestina punya hak memiliki negara sendiri. Namun ini hanya dapat tercapai melalui perundingan dengan Israel.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berterimakasih atas dukungan Obama. Dikatakannya, "Palestina layak menjadi sebuah negara, namun negara yang berdamai dengan Israel. Akan tetapi Palestina memotong proses ini, tak bernegosiasi melainkan mencoba mendapat keanggotaan PBB, ini tak akan berhasil. Saya rasa Palestina ingin mencapai sebuah negara melalui masyarakat internasional, tapi tak siap untuk memberikan kedamaian kepada Israel sebagai imbalannya.”
Ayu Purwaningsih/afp/dw
Editor: Andriani Nangoy