Masakan Jerman Buatan Amerika Serikat
3 April 2013Tidak ada makanan yang bisa menandingi menu masakan Jerman. Karen Popp tergila-gila Jägerschnitzel (daging sapi atau daging babi goreng), Tartar dan Currywurst (sosis kari). Perempuan muda Amerika itu tidak sendirian. Di restoran Jerman "Blaue Gans" di New York, semua bangku penuh. Masakan Jerman kembali disukai di AS. Tapi tidak selalu demikian. Tahun 70 dan 80-an banyak restoran Jerman yang hilang dari peredaran.
Kini trennya kembali lagi. Sejak sekitar lima tahun banyak restoran Jerman yang dibuka lagi di sini, kata Daniel Möhler manajer "Blaue Gans." Lima restoran merupakan waralaba "Kurt Gutenbrunner", termasuk Blaue Gans. Bisnis semuanya berjalan bagus. Terutama warga Amerika yang orang tua atau kakek neneknya berasal dari Jerman, merasa punya ikatan lagi dengan makanan Jerman. "Para remaja ingin tahu bagaimana kakek nenek mereka menyiapkan makanan", jelas Mimi Sheraton. Buku resep masakan Jermannya "The German Cookbook" sejak 50 tahun masih menjadi buku resep acuan.
Comeback Masakan Jerman
Saya suka Sauerbraten ala Rheinisch (sapi panggang yang direbus dengan anggur ala kawasan di tepi Sungai Rhein). Penulis berusia 80 tahunan itu sejak kecil tertarik dengan makanan Jerman. Kini pun ia masih bersemangat menceritakan kunjungan pertamanya di Manhattan akhir tahun 1940-an. Dulu masih ada pusat Jerman di kawasan Yorkville, New York. Dan disana banyak restoran Jerman. Akhir tahun 60-an banyak warga Jerman pindah dari Yorkville ke kawasan pinggiran. Dengan demikian menghilang pula restoran dan toko-toko Jerman dari pusat kota. Sementara itu makanan Jerman tidak terlalu menarik minat bagi warga Amerika. Warga New York mengaitkan makanan Jerman dengan daging babi penuh lemak dan Knödel (daging atau kentang yang dibentuk bola). Makanan berat berkalori tinggi sampai akhir tahun 80-an tidak menjadi tren. Kini makanan vegetarian mengalami booming di kalangan warga muda New York. Tapi makanan Jerman yang banyak daging juga kembali disukai, terutama di kalangan warga muda.
Tren ini menggembirakan Mimi Sheraton. Karena buku resepnya ditulis dalam bahasa Inggris, warga muda tidak selalu harus pergi ke restoran Jerman, mereka juga dapat memasak sendiri makanan itu. Setiap tahun The German Cookbook terjual 3000 kali di toko.
Masakan Jerman Masih Terkesan Berat
Perempuan yang gemar bepergian ini sudah hampir 20 kali berkunjung ke Jerman karena buku resepnya. Mimi Sheraton lahir di Amerika Serikat, tapi berasal dari keluarga Yahudi Ashkenazi yang tinggal di Eropa Tengah dan Timur, sebelum beremigrasi ke AS. Waktu ia kecil keluarga Sheraton punya pembantu rumah tangga asal Jerman, yang sering memasak untuk mereka. Bau masakan yang ditulis dalam buku resepnya mengingatkannya kembali pada masa kanak-kanaknya.
Sebetulnya Mimi Sheraton tidak pernah bermimpi membuat hobinya menjadi pekerjaan. "Saya tidak pernah benar-benar bisa masak. Terutama tidak bisa buat kue. Untuk itu diperlukan disiplin dan ketepatan." Ia cenderung mengolah masakan sesuai idenya. Mungkin karena itulah buku resepnya begitu digemari karena tip-tip pribadinya. Resep favorit Sheraton tentu saja khas Jerman. "Sauerbraten yang direndam dalam bir bukan dalam anggur."
Meskipun banyak warga muda yang mengunjungi restoran "Blaue Gans" makin menggemari bir, Schweinebraten dan Sauerkraut, warga Amerika lainnya masih punya kesan makanan khas Jerman terlalu berlemak. Sebuah citra yang masih dimiliki makanan Jerman.