Jerman: Aksi Militer terhadap Iran Rugikan Israel
20 Maret 2012Seakan keduanya berusaha untuk memperlihatkan kebersamaan saat mengadakan konferensi pers di Berlin, setelah pertemuan yang berlangsung selama dua jam. “Ia merupakan seorang prajurit yang hebat dan juga politisi bijaksana,” demikian de Maizière menggambarkan tamunya dari Israel. Ehud Barak membalas dengan memuji, Jerman berperan penting dalam boikot minyak Iran yang diberlakukan Uni Eropa, untuk mencegah Iran menjadi kekuatan nuklir.
Namun tidak dapat disembunyikan terdapatnya perbedaan pendapat diantara kedua menteri pertahanan. “Suatu saat nanti di pagi hari saat tebangun, kita melihat pemimpin Iran akhirnya menghentikan program nuklirnya karena sanksi,” dikatakan Barak. “Namun kita realistis dan cukup dewasa untuk menyadari bahwa ini tidak akan terjadi dan untuk mempersiapkan satu alternatif.”
Opsi Barak
Memang Barak tidak mengatakan “serangan militer” untuk alternatif yang ia katakan. Menteri Pertahanan Barak membatasi ucapan standar „seluruh opsi harus tetap tinggal di meja“ sedemikian rupa sehingga satu opsi tidak termasuk di dalamnya, yaitu “pengendalian” atau dengan kata lain: menghentikan Iran dengan menanggalkan militernya. “Tidak dapat dibayangkan untuk menerima Iran sebagai negara yang memiliki senjata nuklir. Dan saya rasa ini juga tidak dapat diterima seluruh dunia,“ dikatakan Ehud Barak.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Jerman de Maizière menekankan, “Khawatir dengan keinginan program nuklir Iran yang tidak dapat diibantah lagi juga bertujuan militer.“ Dan sanksi yang lebih keras harus diberikan kepada Iran. “Dalam hal integritas dan eksistensi negaranya, Israel harus meyakini solidaritas kami, seperti yang dikatakan Kanselir Jerman.“
Eskalasi Dapat Timbulkan Risiko Tak Terduga
Menjawab pertanyaan wartawan, apa yang akan terjadi jika perundingan dengan Iran mengalami kegagalan, de Maizière menjawab, “Jika kita berunding, kita tidak boleh bilang sebelumnya, apa yang akan terjadi jika gagal.“ Maizière menambahkan, “Saya meminta semua pihak untuk mengendalikan diri, juga secara militer. Menurut saya, eskalasi militer dapat mendatangkan risiko yang tidak terduga bagi Israel, wilayah dan juga bagi yang lain.“ Menurut Maizière, eskalasi militer “juga akan merugikan Israel.“
Juga saat disinggung adanya pemberitaan bahwa satu kapal selam Jerman, yang juga dapat dipersenjati nuklir, siap dikirim ke Israel, Maizière tidak menyanggahnya, dan menjawab bahwa Jerman berada di pihak Israel. “Apa artinya atau dapat diartikan bagaimana, tidak diputuskan sekarang.“
Konflik Timur Tengah
Kepada media, sudah dari awal de Maizière menyampaikan jaminan dukungan Jerman kepada Israel dengan pernyataan singkat saja. Maizière bahkan menyinginggung kurangnya upaya Israel dalam pemecahan konflik Timur Tengah. Ini menimbulkan anggapan, bahwa ia melihat adanya hubungan antara konflik Timur Tengah dengan konflik atom Iran. Seperti juga anggota kuartet Timur Tengah lainnya (Amerika, Rusia dan PBB), Jerman merasa kecewa dengan kelambanan Israel dalam mencari solusi perdamaian dengan Palestina.
Peter Stützle/Yuniman Farid