Melawan Api dan Asap
14 September 2015Empat belas helikopter menjatuhkan bom air di beberapa titik api di Sumatera dan di beberapa lokasi "hotspot" di Kalimantan. "Selain itu juga digunakan campuran bahan kimia yang ditembakkan ke awan untuk memancing turunnya hujan". Demikian keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Upaya tersebut seyogyanya sudah akan dimulai pekan lalu, tetapi kabut asap terlalu tebal sehingga membahayakan penerbangan.
Kebakaran hutan makin intensif dalam dua pekan terakhir, dan menyebabkan kabut asap menyebar ke areal lebih luas di Sumatra dan Kalimantan. Ini menyebabkan ribuan orang sakit, dan warga terpaksa memakai masker. Asap juga mengakibatkan pembatalan sejumlah penerbangan dan sekolah meliburkan siswa. Dalam beberapa hari belakangan, asap meluas ke Singapura dan Malaysia, dan menyebabkan kualitas udara di kawasan itu juga memburuk.
Dua event balapan mobil yang akan diadakan hari Minggu di negara jiran terpaksa dibatalkan, sementara organisator Formula Satu menyatakan akan memantau pergerakan asap dengan seksama, karena kemungkinan berdampak buruk pada balapan. Ketebalan asap terus meningkat di Malaysia, sehingga menyebabkan bangungan tinggi di kejauhan hanya tampak seperti bayangan saja. Hari ini, 29 dari 52 stasiun yang memonitor kualitas udara di negara itu menyatakan polusi asap sudah memasuki tingkat "tidak sehat".
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan Minggu malam terpantau lebih dari 1.100 titik api. Daerah-daerah dengan temperatur sangat tinggi tercatat di Sumatra dan Kalimantan. Demikian dikatakan Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Walau api sudah dipadamkan, warga kadang memicu kebakaran baru" ujar dia. Sekarang polisi sedang menyidik 26 perusahaan dan sejumlah warga, dengan tuduhan melakukan pemmbakaran hutan secara ilegal.
ml/as (dpa, rtr, cnn)