Idomeni: Pengungsi Terjebak di Jalan Buntu
16 Maret 2016Idomeni sudah berubah. Dari jarak 20 kilometer sebelum daerah perbatasan itu semua sudah jelas. Areal pompa bensin EKO di sana dipenuhi pengungsi. Entah mereka mendirikan tenda sendiri, atau mereka berlindung di tenda-tenda UNICEF. Badan urusan anak-anak PBB tersebut juga memberikan makanan kepada pengungsi. Pemilik pompa bensin, Theodoros Saoulidis menyediakan lahannya dengan suka rela. Ia memperkirakan, jumlah pengungsi yang ada di sana sekitar seribu orang.
Katanya, dulu pengungsi hanya beristirahat di sini beberapa jam, kemudian melanjutkan perjalanan ke Idomeni. Sejak lebih dari sepekan lalu, tidak ada lagi yang pergi dari sini. Tidak ada gunanya pula, karena perbatasan ditutup. Tetapi Saoulidis masih kerap mendengar pengungsi yang mengatakan, ingin ke Eropa.
Bermain dengan nasib pengungsi
Senin lalu sekitar 2.000 pengungsi asal Suriah, Irak dan Afghanistan berusaha meneruskan perjalanan karena sudah lelah menunggu. Setelah aksi dramatis 1.500 dari mereka berhasil menyeberangi perbatasan ke Macedonia. Tapi di sana langkah mereka dihentikan aparat keamanan.
Selasa malam, pemerintah Yunani menyatakan, pengungsi masih berada di Macedonia. Dan Skopje belum menyatakan akan mengirim balik pengungsi ke Yunani. Tapi pada kenyataannya, dalam aksi sejak Senin malam, mereka sudah membawa pengungsi kembali ke Yunani.
Di perbatasan dengan Yunani, aparat keamanan menggunakan kekerasan terhadap pengungsi, juga terhadap perempuan. Panajota Gianopoulou dari organisasi kemanusiaan Dokter Tanpa Batas, yang bertugas Selasa malam membenarkan, timnya harus merawat sejumlah pengungsi pria yang mengalami cedera. Mereka menyatakan dipukul oleh aparat keamanan Macedonia.
Krisis Idomeni
Kini mereka kembali di Idomeni, kamp penampungan sementara yang dipenuhi 14.000 orang. Yang memberi bantuan hanya organisasi non pemerintah dan sejumlah besar sukarelawan dari dalam dan luar negeri. Pemerintah dan aparatnya tidak terlihat di manapun.
Untuk menghindari tanah yang basah dan becek akibat hujan sejumlah pengungsi mendirikan tenda di atas rel kereta yang melalui tempat penampungan. Jika kereta akan lewat, mereka menggeser tendanya.
Tidak ada seorang pengungsipun yang tahu apa yang akan dihadapi pengungsi. Mereka masih berharap hasil positif dari KTT Uni Eropa, Kamis dan Jumat. Katanya perbatasan akan dibuka. Tapi kemungkinan kecil, dan langkah aparat keamanan Macedonia sudah jadi isyarat bahwa jalan menuju Eropa dari Idomeni sudah tertutup.
Itupun sudah dinyatakan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, bahwa perbatasan dengan Macenodia akan tetap tertutup dan pengungsi hanya akan mencapai negara Eropa lain lewat program alokasi pengungsi. Ia menuntut, agar pengungsi meninggalkan Idomeni, dan pindah ke tempat penampungan baru.
Walaupun belum dinyatakan jelas, namun pemerintah Yunani nampaknya sudah bertekad untuk menunjukkan kepada pengungsi selambatnya di akhir KTT UE, bahwa rute Balkan sudah jadi jalan buntu, yang berhenti di perbatasan Yunani.