Feed Bali Bantu Ribuan Keluarga Bertahan Hidup saat Pandemi
18 Agustus 2021Di tengah pandemi COVID-19 yang kembali mengamuk, solidaritas warga justru tampak semakin menguat. Salah satunya ditunjukkan oleh gerakan Feed Bali yang diinisiasi oleh sepasang suami istri, Adi dan Frances Ardika di Bali.
Sejak Maret 2020 hingga Agustus 2021, mereka telah berhasil membantu lebih dari 4 ribu keluarga terdampak pandemi di Bali. Masing-masing keluarga mereka berikan paket sembako lengkap senilai 30 dolar AS (setara dengan Rp 440 ribu) yang dapat digunakan untuk bertahan hidup selama dua minggu.
"Kami ingin membantu keluarga yang beranggotakan empat orang selama dua minggu agar mereka dapat tinggal di rumah dengan aman selama pandemi. Kami ingin memberikan mereka makanan-makanan yang sangat bergizi,” kata Frances saat diwawancara DW.
Terlahir dari rasa peduli, galang bantuan untuk bertahan hidup
Sebelum gerakan Feed Bali berhasil menjangkau ribuan keluarga terdampak pandemi seperti sekarang, Adi dan Frances mengaku bahwa awalnya mereka hanya ingin membantu tetangga-tetangga terdekat mereka saja, sekitar 20 keluarga. Itu pun dengan menyumbangkan hasil panen dari kebun mereka sendiri.
Namun, setelah mengunggah aktivitas mereka di media sosial, banyak masyarakat yang tersulut rasa solidaritasnya sehingga ikut membantu memberikan donasi.
"Jadi mereka merasakan bagaimana orang-orang di Bali itu yang bekerja di sektor pariwisata terkena imbas langsung jadi mereka itu ikut menyumbang berapapun mereka mampu. Jadi antusiasme itu luar biasa. Kami sampai terkejut itu dalam 3 hari kita mendapatkan lumayan sumbangan,” kata Adi.
Sumbangan-sumbangan yang masuk akhirnya dikelola oleh Adi dan Frances untuk disalurkan seluruhnya kepada ribuan keluarga terdampak pandemi melalui paket sembako.
"Kita dari awal tidak punya target. Target kita berapa yang kita dapat segitu yang akan kita salurkan dengan tanggung jawab moral kita. Murni ingin membantu sesama,” tambah Adi.
Mendorong perekonomian yang terpuruk akibat pandemi
Gerakan Feed Bali yang dijalankan oleh Adi dan Frances juga menggandeng para petani lokal di Bali. Bahan-bahan sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat selalu diusahakan untuk dibeli seluruhnya dari para petani lokal agar mereka juga mendapatkan penghasilan.
Menurut Adi, di masa pandemi saat ini banyak petani yang terpaksa membuang hasil panen mereka karena tidak adanya pembeli. Sementara hotel dan restoran juga berhenti membeli bahan makanan karena terpaksa tutup akibat pandemi.
"Makanya kita juga melakukan pendekatan kepada petani itu. Kalau dibuang-buang kan sayang. Jadi kita ada juga yang bekerja sama dengan petani lokal, sehingga kita juga ikut menggerakan ekonomi lokal,” jelas Adi.
Feed Bali sampaikan pesan solidaritas
Adi dan Frances mengatakan gerakan Feed Bali yang mereka jalankan justru memberikan mereka pelajaran berharga. Bahwa solidaritas warga di tengah pandemi itu benar-benar nyata.
Mereka mengaku menyaksikan sendiri bagaimana keluarga yang kurang mampu yang mereka bantu justru rela membagikan apa yang mereka dapatkan kepada keluarga lain yang membutuhkan.
"Saya merasa terharu. Di situlah saya tahu bahwa ini adalah sesuatu yang sangat istimewa, karena orang yang menerima bantuan pun mau berbagi kepada yang lain. Jadi itu yang saya harap dunia bisa melakukannya. Apapun yang bisa kamu lakukan setiap hari walaupun hanya sedikit, dunia akan berubah menjadi lebih baik,” kata Frances.
Keduanya sepakat bahwa untuk dapat melewati pandemi COVID-19 yang serba sulit seperti sekarang, masyarakat membutuhkan ketenangan dan juga rasa solidaritas untuk membantu sesama.
"Bayangkan, bagi orang yang mempunyai sedikit kelebihan finansial, bisa membantu satu atau dua orang saja yang membutuhkan sekarang ini pasti membuat kita mampu melewati masa-masa pandemi yang krisis ini dengan lebih baik tanpa harus memikirkan apa yang kita makan besok, atau dua hari tiga hari ke depan,” kata Adi.
gtp/hp