Erupsi Semeru, Jokowi Instruksikan Tanggap Darurat Segera
6 Desember 2021Melalui media sosial Instagram, Presiden Joko Widodo mulanya menyampaikan telah mendapatkan laporan terkait bencana yang melanda wilayah Jawa Timur. Usai mendapatkan laporan, Jokowi pun langsung menginstruksikan untuk secepat mungkin melakukan langkah tanggap darurat. Arahan itu dia sampaikan kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Menteri Sosial Tri Rismaharini, hingga kepala daerah setempat.
"Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada hari Sabtu kemarin. Sesaat setelah mendapatkan laporan tentang bencana tersebut, saya memerintahkan kepada Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR, dan juga kepada Panglima TNI, Kapolri, Gubernur, dan Bupati untuk segera melakukan tindakan secepat mungkin, langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, memberikan perawatan kepada yang luka-luka, dan melakukan penanganan dampak bencana," kata Jokowi melalui akun Instagramnya, Minggu (05/12).
Bantuan diselesaikan dalam waktu singkat
Jokowi juga memerintahkan agar bantuan pelayanan kesehatan dan logistik bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru dapat diselesaikan dengan segera. Dia juga meminta perbaikan infrastruktur dituntaskan secepatnya.
"Bantuan pelayanan kesehatan, penyediaan logistik kebutuhan dasar pengungsi, serta perbaikan infrastruktur harus dapat diselesaikan dalam waktu singkat," ujarnya.
Imbau warga waspada
Jokowi pun mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti arahan petugas di lapangan. Dia juga mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan lantaran Indonesia berada di wilayah rawan bencana atau ring of fire.
"Saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti arahan petugas di lapangan dan selalu meningkatkan kewaspadaan. Indonesia yang berada di wilayah cincin api ini rawan terhadap aktivitas alam seperti erupsi gunung berapi," kata Jokowi.
Gunung Semeru erupsi
Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (04/12). Erupsi itu mengakibatkan terjadinya banjir lahar dan guguran awan panas dari puncak. Bencana ini terjadi pada pukul 14.47 WIB dengan daerah terdampak berada di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, dan Pasirian.
Belasan orang dilaporkan meninggal dunia. Per pukul 17.30 WIB kemarin, tercatat ada 14 orang yang menjadi korban jiwa dan 56 orang terluka. Selain itu, ada 5.205 jiwa masyarakat yang terdampak. 1.300 orang di antaranya mengungsi.
"Untuk jumlah masyarakat terdampak artinya jumlah masyarakat yang terdampak, baik itu awan panas, guguran di 2 kecamatan, kemudian masyarakat terdampak debu vulkanik di 8 kecamatan itu, total 5.205 jiwa," kata Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers, Minggu (05/12). (Ed: ha/rap)
Baca selengkapnya di: Detik News