Cina akan Kurangi Tes PCR dan Longgarkan Pembatasan COVID-19
2 Desember 2022Cina akan mengumumkan pelonggaran aturan karantina COVID-19 dalam beberapa hari mendatang dan pengurangan tes massal, menurut sumber yang menginformasikan kepada Reuters, meskipun kasus positif corona secara nasional tetap mendekati rekor tertinggi.
Beberapa kota bahkan telah mencabut aturan lockdown pada pekan ini, karena Wakil Perdana Menteri Cina Sun Chunlan mengatakan kemampuan virus untuk menginfeksi penyakit melemah.
Praktek baru ini selaras dengan kebijakan otoritas kesehatan di seluruh dunia selama lebih dari setahun, tetapi sangat kontras dengan regulasi Cina tentang betapa mematikannya penyakit itu.
Pergeseran kebijakan nol COVID Cina terjadi setelah demonstrasi meluas yang disebabkan ketatnya aturan pembatasan "nol-Covid". Aksi protes tersebut belum pernah terjadi sebelumnya sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012.
Dampak nol COVID pada kehidupan masyarakat
Kebijakan penanganan pandemi COVID-19 Cina telah berdampak signifikan pada sektor ekonomi, mulai dari konsumsi domestik, produksi pabrik, rantai pasokan global, dan menyebabkan tekanan berat bagi ratusan juta orang.
Sementara otoritas pemerintah di beberapa kota yang telah mencabut penguncian tidak menyinggung aksi protes berkepanjangan dalam pengumuman mereka.
Beberapa komunitas di Beijing dan di wilayah lainnya telah mengizinkan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi corona untuk dikarantina di rumah. Sejumlah pusat perbelanjaan di ibu kota juga kembali dibuka mulai Kamis (01/12).
Tidak ada lagi tes COVID-19
Satu komunitas di Beijing timur pada hari Jumat (02/12) mengumumkan bahwa siapapun yang "tidak memiliki aktivitas sosial" tidak perlu lagi dites secara teratur "untuk mengurangi risiko berkerumun."
"Lansia yang tinggal di rumah dalam jangka panjang, pekerja rumahan, pelajar, bayi dan anak kecil yang tidak memiliki kegiatan sosial di kota dapat dikecualikan dari pemeriksaan asam nukleat," bunyi pemberitahuan tersebut.
Beberapa stan pengujian di daerah tersebut telah berhenti beroperasi dan jumlah orang yang menjalani uji COVID-19 turun 20-30 persen, kata seorang anggota tim medis. Meski begitu, area taman tetap tutup, sedangkan restoran dan kafe hanya menjual makanan untuk dibawa pulang.
Implementasi yang berbeda
Beberapa daerah di Guangzhou, penduduk tidak lagi diminta untuk menunjukkan tes PCR negatif, lapor media pemerintah.
Di dekat Shenzhen, beberapa orang akan diizinkan untuk melakukan karantina di rumah. Sekitar 1.000 kilometer ke barat, di Chonging, berbagai bisnis mulai dari toko tukang cukur hingga pusat kebugaran diizinkan untuk lanjut beroperasi pada minggu ini.
Semua kota itu telah melaporkan ratusan atau bahkan ribuan kasus dalam sehari, angka yang tinggi menurut standar Cina. Pada saat yang sama, banyak komunitas di daerah yang dianggap berisiko tinggi tetap dikunci dan banyak orang masih diharuskan menjalani tes harian.
Beberapa tempat di Shanghai pada pekan ini bahkan memperketat persyaratan pengujian menjadi setiap 48 jam dari 72 jam. Harapan bagi banyak warga adalah bahwa pengumuman yang diharapkan dari otoritas kesehatan nasional dalam beberapa hari mendatang akan membantu standarisasi implementasi di seluruh negeri.
Langkah-langkah pelonggaran yang akan diumumkan mencakup pengurangan penggunaan pengujian massal dan tes asam nukleat reguler serta langkah untuk mengizinkan kasus positif dan kontak dekat untuk diisolasi di rumah dalam kondisi tertentu, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
ha/hp (Reuters)