Zelenskyy Kunjungi Eropa hingga Inggris
15 Mei 2023Lwat Twuitter Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Senin (15/04) dia tengah dalam perjalanan ke Inggris untuk berbincang dengan Perdana Menteri Rishi Sunak.
Kunjungan itu merupakan bagian dari perjalanan ke sejumlah negara sekutu di Eropa untuk menggalang dukungan militer menjelang serangan balasan Ukraina untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki pasukan Rusia.
"Hari ini, London. Inggris jadi pemimpin dalam mengembangkan kemampuan kami di darat dan di udara. Kerja sama ini bakal berlanjut hari ini," kata Zelenskyy di akun Twitternya.
"Saya akan bertemu teman saya Rishi. Kami akan membuat negosiasi substantif secara tatap muka dan berbentuk delegasi."
Minggu lalu, Inggris menjadi negara pertama yang memasok rudal jelajah jarak jauh ke Kyiv.
Zelenskyy temui petinggi Italia hingga Paus Fransiskus
Zelenskyy memulai misi diplomatik penting ke Italia dan Vatikan pada Sabtu (13/05), di mana dia mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior di pemerintahan Italia dan Gereja Katolik Roma.
Saat kedatangannya, Zelenskyy menulis di Twitter bahwa ini adalah "kunjungan yang penting untuk menjelang kemenangan Ukraina."
Saat di Roma, Zelenskyy mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Giorgia Meloni.
Meloni menjanjikan dukungan penuh Italia kepada Ukraina dalam usahanya untuk mengusir "agresi brutal dan tidak adil" Rusia. Bersama Zelenskyy, Meloni menyebut Italia akan melanjutkan pasokan senjata kepada Ukraina dan mendukung negara tersebut selama diperlukan.
"Kami bertaruh pada kemenangan Ukraina," tambah Meloni. Perdana Menteri Italia itu juga kembali menekankan tawaran Uni Eropa kepada Ukraina.
Perjalanan Zelenskyy ini menandai kunjungan pertamanya ke Italia sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada awal tahun lalu.
Zelenskyy minta Paus mengecam keras pihak Rusia
Usai bertemu dengan Mattarella dan Meloni, Zelenskyy menuju Vatikan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus.
"Saya bersyukur atas perhatian pribadinya atas tragedi yang menimpa jutaan orang di Ukraina," kata Zelenskyy di Twitternya. "Saya berbicara soal puluhan ribu anak yang dideportasi."
"Selain itu, saya meminta Paus Fransiskus untuk mengutuk kejahatan Rusia di Ukraina. Sebab, tidak ada kesetaraan antara korban dan penyerang," tambahnya, sambil meminta pemimpin Gereja Katolik itu untuk mendukung 10 poin perdamaian Kyiv.
Temui Kanselir Jerman Olaf Scholz
Dari Italia, Zelenskyy melanjutkan kunjungannya ke Jerman, Ini adalah pertama kalinya dia mendatangi Berlin sejak Rusia melakukan invasi. Setelah bertemu dengan Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz, Zelenskyy didampingi Olaf Scholz menerima hadiah Charlemagne di kota Aachen.
Zelenskyy terbang menggunakan jet militer Jerman dari Roma ke Berlin. Pertemuan itu lama dirahasiakan demi alasan keamanan.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sekali lagi berjanji pada Zelenskyy bahwa Jerman akan mendukung Ukraina "selama yang diperlukan."
Dalam sebuah konferensi pers, Scholz menyebut Jerman telah memberikan bantuan militer dan kemanusian sebesar €17 miliar (sekitar Rp270 triliun) kepada Ukraina.
Jerman dan Ukraina semakin dekat, kata Scholz
Jerman menjanjikan paket baru bantuan militer senilai lebih dari €2,7 miliar (sekitar Rp43 triliun) untuk Kyiv.
"Di masa yang paling menantang dalam sejarah modern Ukraina, Jerman (bangga) menjadi teman sejati dan sekutu yang dapat diandalkan," tulis Zelenskyy dalam buku tamu kepresidenan Jerman. "Bersama-sama kita akan menang dan membawa perdamaian kembali ke Eropa."
Prancis janjikan bantuan militer tambahan
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, dari Jerman Zelenskyy berangkat ke Paris danbertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Keduanya bertemu sekitar tiga jam di Istana Kepresidenan Prancis Elysee.
Macron mengatakan bahwa Perancis bakal memasok puluhan tank ringan dan kendaraan lapis baja "dalam beberapa minggu ke depan," tanpa memberikan jumlah spesifik. Dia juga menjanjikan akan ada bantuan lebih banyak sistem pertahanan udara, tetapi rinciannya tetap tidak dipublikasikan.
Dalam sebuah pernyataan, Prancis menggambarkan dukungannya untuk kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina sebagai "tak tergoyahkan" dan berjanji bahwa bantuan politik, ekonomi, kemanusiaan dan militernya akan terus berlanjut "selama diperlukan."
Dalam sebuah tweet pada saat kedatangannya, Zelenskyy mengatakan "dengan setiap kunjungan, kemampuan pertahanan dan ofensif Ukraina berkembang. Hubungan dengan Eropa semakin kuat, dan tekanan terhadap Rusia semakin meningkat."
Prancis sejauh ini telah memasok Ukraina dengan berbagai persenjataan, termasuk sistem pertahanan udara, tank ringan, howitzer, persenjataan dan peralatan lainnya dan bahan bakar.
mh/hp (AFP, AP, dpa, Reuters)