Yang Tersisa Setelah Badai Hagibis Berlalu di Jepang
Setidaknya 66 orang dikabarkan meninggal setelah badai Hagibis menerjang "negeri matahari terbit“ ini. Badai ini adalah badai yang terbesar dalam 60 tahun terakhir. Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan.
Wanita lanjut usia jatuh dari helikopter setelah diselamatkan
Pencarian dan penyelamatan dapat dilakukan dengan lebih efektif setelah badai mereda menggunakan segala sarana yang dapat dikerahkan pihak pemerintah Jepang seperti kapal-kapal kecil, helikopter penyelamat dan lain-lain. Pada hari Minggu, wanita berusia 77 tahun jatuh dari helikopter dengan ketinggian 40 meter di kota Iwaki, Fukushima karena sabuk pengaman belum dipasang dengan benar.
Proses evakuasi ke tempat aman
Ribuan pasukan penyelamat dikerahkan untuk menyelamatkan penduduk yang masih berada di rumah atau daerah pemukiman masih digenangi banjir. Disini dapat dilihat seorang ibu tua digendong di pundak anggota tim penyelamat di kota Motomiya, Jepang bagian utara.
Nagano digenangi air
Daerah pemukiman di Nagano, yang terletak di pusat negara Jepang ditinggalkan karena banjir luapan sungai Chikuma karena dampak dari topan Hagibis. Menurut kantor berita Kyodo, 17 orang masih belum dapat ditemukan di seluruh penjuru negeri setelah curah hujan yang tinggi yang menyebabkan banjir dan longsor dikawasan tertentu seperti Nagano.
Kerusakan infrastruktur yang disebabkan badai
21 sungai besar terpecah menjadi sungai-sungai kecil yang tersebar ke seluruh penjuru negeri. Tercatat 150 diantaranya meluap dan membanjiri kawasan pemukiman, meninggalkan kerusakan yang signifikan seperti terputusnya akses jembatan di sungai Chikuma di Tomi, Nagano. Proses evakuasi dihambat puluhan longsor yang terjadi yang menyebabkan akses untuk evakuasi penduduk tertutup.
Transportasi umum lumpuh total
Badai dengan skala yang masif ini melumpuhkan transportasi umum di Jepang secara total. Rel-rel kereta digenangi air, gerbong-gerbong kereta dimasuki air bahkan lebih dari ratusan jadwal penerbangan harus dibatalkan. Sekitar ribuan penumpang terdampar dan tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka.
Mengheningkan cipta untuk para korban badai Hagibis
Badai topan di akhir pekan mengganggu berlangsungya beberapa pertandingan olahraga. Tiga pertandingan pada acara Rugby World Cup harus dibatalkan dan babak kualifikasi Grand Prix F1 di Sirkuit Suzuka harus ditunda. Pada hari Minggu, para fans dan pendukung menutup mata dengan khusyuk pada saat mengheningkan cipta sebelum pertandingan rugby antara Jepang melawan Skotlandia di Yokohama.
Mata badai Hagibis
Hembusan angin Hagibis mencapai kecepatan 216 kilometer per jam. Pihak berwenang mengatakan bahwa badai Hagibis setara dengan badai yang menghantam daerah Tokyo pada tahun 1958, tapi berkat teknologi dan infrastruktur modern, jumlah korban turun drastis. Badai pada 6 dekade yang lalu memakan sekitar 1200 korban meninggal dan sekitar 500.000 perumahan terkena banjir. (pn/vlz)