Warga Panic Buying Susu, DPR Minta Pemerintah Turun Tangan
5 Juli 2021Fenomena panic buying produk minuman susu terjadi di Indonesia di tengah situasi PPKM darurat.
"Tentu kita berharap ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait dengan produk-produk seperti itu jadi pemerintah harus menjelaskan apa saja isi daripada produk susu tersebut, apakah betul dari isinya itu kelihatan ingredient-nya, apakah dari ingredient yaitu betul-betul memang bisa untuk katakanlah mengobati orang yang sakit COVID atau katakanlah menghindari dari orang kena COVID," kata Saleh ketika dihubungi detikcom, Minggu (04/07).
Fenomena panic buying ini, duga Saleh, karena informasi yang beredar di media sosial. Bila pemerintah tidak menjelaskan ke masyarakat, Saleh khawatir akan terjadi salah paham.
"Kalau tidak ada penjelasannya seperti itu masyarakat atau menafsirkan sendiri berita-berita yang berkembang di media sosial. Oleh karena itu pemerintah dari waktu ke waktu harus berlomba dengan pemberitaan di media sosial kalau tidak ya ini akan terjadi," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX, Melkiades Laka Lena, mewanti-wanti agar warga tidak panic buying. Pemerintah pusat dan daerah juga harus turun tangan. "KPPU dan Kemendag RI sampai ke tingkat bawah harus pastikan perdagangan berjalan wajar," terang Melki.
"Pemerintah pusat dan daerah juga tokoh masyarakat berbagai unsur perlu terus menerus memberi edukasi kepada masyarakat luas," lanjutnya.
Diketahui, beredar video di media sosial yang menampilkan warga berebut salah satu produk susu di supermarket. Warga tampak tidak jaga jarak dan saling senggol demi mendapatkan susu kaleng tersebut.
'Susu Beruang' bukan untuk obati COVID-19
Entah bagaimana awalnya, banyak orang meyakini produk 'Susu Beruang' bisa mengatasi COVID-19. Sebelumnya, susu steril kemasan kaleng ini juga dimitoskan bisa membersihkan paru-paru.
Dokter gizi klinis dr Titi Sekarindah, SpGK menjelaskan, kandungan 'Susu Beruang' tidak beda dengan susu UHT (Ultra High Temperature) pada umumnya. Karenanya, khasiatnya tak sedahsyat yang digembar-gemborkan. "Ya enggak itu bagian daripada kebutuhan gizinya biar bisa lebih lengkap lah," kata dr Siti.
"Komposisinya seperti susu UHT biasa itu," tegasnya.
Penegasan juga disampaikan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban. Bahkan ia menyarankan, kebutuhan gizi juga perlu dicukupi dengan menu makan yang seimbang, tidak cuma minum susu.
"Susu beruang untuk mengobati COVID-19, tentu saja tidak bisa. 'Susu beruang' tak bisa mematikan virus SARS-CoV-2 (virus corona) penyebab COVID-19," jelas Prof Zubairi kepada CNN Indonesia, Minggu (04/07).
Beragam mitos tentang susu beruang membuat produk ini jadi buruan di tengah lonjakan COVID-19 belakangan ini. Stok langka di mana-mana, dan harganya melambung gila-gilaan di beberapa toko kelontong. "Menurut saya sih orang tidak usah panic buying, beli saja yang UHT biasa. Cuma saya selalu menganjurkan kalau dewasa yang low fat saja," saran dr Siti. (Ed: ha/pkp)
Baca artikel selengkapnya di: DetikNews
Heboh Warga Panic Buying Susu, Komisi IX DPR Minta Pemerintah Turun Tangan
Mitos! 'Susu Beruang' Bukan untuk Obati COVID-19 dan Bersihkan Paru-paru