Vaksinasi Baru Malaria Janjikan Sukses
10 Agustus 2013Malaria, salah satu penyakit paling mematikan di dunia sudah menular ke 219 juta orang tahun 2010. Ilmuwan sudah lama berharap dapat menemukan vaksin. Kamis (09/08/13) sejumlah peneliti AS mengumumkan kesuksesan dalam majalah ilmiah Science, berupa penjelasan keberhasilan sebuah percobaan kecil yang masih dalam tahap klinis awal.
"Banyak orang mengatakan, ini sesuatu yang tidak mungkin. Tapi ini buktinya," kata Judith Epstein, salah satu peneliti malaria, dalam wawancara dengan kantor berita Reuters. "Sekarang kita dalam tahap pertama untuk benar-benar dapat menemukan vaksinasi efektif," katanya.
Percobaan Sukses
Vaksin itu diproduksi perusahaan Sanaria Incorporated dari Maryland, AS. Percobaan klinisnya diadakan antara Oktober 2011 dan Oktober 2012. Mereka yang ikut, baik yang memperoleh vaksinasi dan yang tidak, mendapat gigitan lima ekor nyamuk yang terinfeksi malaria. Studi menunjukkan, semakin tinggi dosis diberikan kepada seseorang, semakin kecil kemungkinan malaria berkembang di tubuh orang itu.
Menurut Dr. Anthony Fauci, direktur institut penelitian alergi dan penyakit menular (NIAID), hasil percobaan tersebut adalah yang paling menjanjikan dari seluruh percobaan vaksinasi malaria selama ini. Tetapi Fauci ragu untuk menyebut hasil percobaan itu sebuah terobosan, dengan mengingatkan bahwa hanya sejumlah kecil orang ikut dalam percobaan. 57 orang yang sehat mengikuti penelitian tersebut.
Bisa Diharapkan Tapi Tidak Pasti
Fauci juga mengemukakan, bahwa sejauh ini belum jelas seberapa lama vaksinasi bisa menjaga orang dari penularan malaria. Vaksin yang disebut PfSPZ dibuat dari parasit hidup spesies Plasmodium Falciparum, yang sudah dilemahkan kekuatannya. Parasit itu adalah yang paling mematikan dari semua parasit penyebab penyakit malaria.
Masih banyak pekerjaan dan penelitian dibutuhkan sebelum vaksin itu bisa disebarluaskan untuk kebutuhan publik. Tetapi hasil awal ini menjanjikan sukses. "Masih ada beberapa langkah lainnya yang harus diambil, sebelum peneliti bisa merasa tenang karena punya sesuatu yang mungkin siap untuk diperluas pertama kali," demikian dijelaskan Fauci. "Jadi kita belum sepenuhnya sampai di sana. Tapi hasil ini membesarkan hati untuk terus berusaha," tambahnya.
Peneliti utama perusahaan Sanaria Incorporated, Stephen Hoffman, yang juga menulis studi dengan Robert Seder dari NIAID, memperkirakan, masih diperlukan empat tahun sebelum vaksin bisa diperoleh masyarakat luas. Saat ini tidak ada vaksin terhadap malaria yang bisa dibeli di pasaran bebas.
ml/vlz (afp, rtr)