Usul Jalur Sepeda Dibongkar hingga Disetujui Kapolri
17 Juni 2021Problematika jalur sepeda mencuat lagi. Muncul desakan dari Senayan agar jalur sepeda Sudirman-Thamrin di Jakarta dibongkar saja. Kapolri pun seiya sekata.
Permintaan ini awalnya muncul dari Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Dalam rapat Komisi III DPR bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sahroni mengemukakan pandangannya soal jalur sepeda di Jakarta.
Sahroni menyebut jalur sepeda menimbulkan isu diskriminasi pengguna jalan. Dia meminta Kapolri melakukan intervensi.
"Mohon kiranya Pak Kapolri evaluasi tentang jalur permanen sepeda yang sudah ada di Sudirman-Thamrin. Jangan sampai ada isu tentang diskriminasi, baik sepeda road bike dan sepeda seli. Sampai terjadi kemarin ada memecah belah perkataan yang tidak pantas disampaikan oleh salah satu komunitas," kata Sahroni dalam rapat Komisi III, Rabu (16/06).
Jalur sepeda disebut cuma dipakai beberapa jam
Sahroni menyayangkan jalan umum yang dijadikan jalur sepeda permanen karena hanya dipakai 2 jam. Dia khawatir komunitas pengguna jalan lain, seperti komunitas motor, nantinya meminta jalur khusus juga dan merepotkan pemerintah pada akhirnya.
"Sayang disayang bahwa ini adalah jalan umum yang para pesepeda pada saat sekarang hanya makan waktu hanya 2 jam. 22 jam dipakai pengguna lain. Jangan sampai jalur permanen nanti semua pelaku motor, hobi motor, minta juga kepada pemerintah jalur motor khusus, kayak Harley dan superbike," kata Sahroni.
Jalur sepeda diminta dibongkar
Sahroni meminta Kapolri tegas mengevaluasi keberadaan jalur sepeda Sudirman-Thamrin. Jalur itu diminta dibongkar dan dipakai bersama-sama para pengguna jalan dengan risiko ditanggung sendiri-sendiri.
"Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya, terutama ada Korlantas di sini, untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang. Bila perlu, dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko, ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin," ujar Sahroni.
Kapolri setuju jalur sepeda dibongkar
Jenderal Listyo Sigit Prabowo setuju dengan permintaan Sahroni agar jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin dibongkar. Baginya, perlu ada formula yang pas bagi pesepeda di ibu kota.
"Prinsipnya terkait dengan jalur sepeda, kami akan terus mencari formula yang pas, kami setuju untuk masalah yang permanen itu nanti dibongkar saja," kata Jenderal Sigit dalam rapat Komisi III.
Jenderal Sigit mengatakan bahwa akan melakukan studi banding ke negara yang mempunyai jalur sepeda. Soal jam dan luasan jalur sepeda, Jenderal Sigit mengatakan akan berkoordinasi dengan Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta.
"Kami akan studi banding ke beberapa negara sehingga kemudian, di negara terdekat kita, sehingga kemudian pengaturan rute sepeda baik sepeda yang digunakan untuk bekerja maupun berolahraga. Terkait dengan jamnya kemudian pengaturan luas wilayahnya daerah mana saja ini akan kami koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan dengan pemerintah daerah DKI," ujarnya.
Di wilayah yang memiliki jalur sepeda, Jenderal Sigit mengatakan para kapolda melakukan koordinasi yang sama. Sehingga, para pengguna jalan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada.
"Para kapolda di seluruh wilayah juga melakukan yang sama sehingga kemudian jalur sepeda bagi masyarakat tetap ada, jamnya dibatasi sehingga tidak mengganggu para pengguna atau moda-moda yang lain yang memanfaatkan jalur tersebut. Ini akan terus kami perbaiki Pak, mudah-mudahan bisa kita laksanakan dengan sebaiknya," imbuhnya.
Tanggapan Pemprov DKI
Wagub DKI Ahmad Riza Patria mengatakan sejauh ini Pemprov masih melakukan evaluasi terhadap jalur sepeda. Dia mengatakan soal jalur sepeda masih dalam pembahasan.
"Terkait jalur sepeda semuanya masih dalam proses uji coba pengkajian Pak Gubernur belum mengeluarkan keputusan. Tentu keputusan yang diambil akan mendengarkan masukan dari semua pihak termasuk masukan dari Pak Kapolri," ujar Riza di Balai Kota, Rabu (16/06). (Ed: gtp/rap)
Baca artikel selengkapnya di: DetikNews
Seiya Sekata Kapolri dan Politikus Senayan Ingin Bongkar Jalur Sepeda