Kanselir Jerman: Tujuan Kami Adalah Hindari Perang di Eropa
9 Februari 2022Kanselir Jerman Olaf Scholz menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Polandia Andrzej Duda di Berlin pada hari Selasa (08/02). Ketiganya bertemu karena khawatir akan tindakan Rusia yang mengumpulkan perangkat keras militer dan mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Apa yang pemimpin ketiga negara tersebut katakan?
"Para pemimpin menyerukan Rusia untuk meredakan situasi di perbatasan Ukraina dan terlibat dalam dialog tentang keamanan di benua Eropa," kata pemerintah Jerman dalam sebuah pernyataan. "Mereka menggarisbawahi bahwa setiap agresi militer lebih lanjut oleh Rusia terhadap Ukraina akan memiliki konsekuensi dan biaya yang besar."
Scholz mengatakan sekutu NATO sepakat tentang situasi saat ini dan konsekuensi yang akan diambil jika wilayah dan kedaulatan Ukraina dilanggar.
"Tujuan bersama kami adalah untuk menghindari perang di Eropa," kata Scholz, diapit oleh Presiden Polandia Duda dan Presiden Prancis Macron.
"Pengerahan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina sangat mengkhawatirkan dan penilaian kami terhadap situasi ini hampir sama," katanya.
"Sama seperti sikap kami bahwa pelanggaran lebih lanjut terhadap integritas, teritorial, dan kedaulatan Ukraina tidak dapat diterima dan akan memiliki konsekuensi yang luas, secara politik, ekonomi, dan tentu saja juga secara geo-strategis.”
Duda mengatakan ketiga negara tidak akan menyerah untuk mengurangi ketegangan antara Moskow dan Kiev.
"Kita harus mencari solusi untuk menghindari perang," kata Duda. "Seperti yang saya katakan, ini tugas utama kami saat ini. Saya yakin kami akan mencapainya. Menurut saya, yang terpenting hari ini adalah persatuan dan solidaritas."
Sementara, Macron menyerukan pembicaraan keamanan dengan Moskow untuk menekankan perbatasan Eropa yang tidak dapat diganggu gugat.
"Kita harus bersama-sama menemukan cara dan sarana untuk terlibat dalam dialog yang bisa mendesak Rusia," kata Presiden Prancis itu.
Macron berusaha untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai "Format Normandia" - yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina timur, di mana lebih dari 14.000 orang telah tewas. Para pemimpin dari "Format Normandia" itu terakhir bertemu di Paris pada 2019. Namun, utusan dari empat negara yang terlibat — Prancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina — akan bertemu pada Kamis (10/02) di Berlin.
Putaran diplomatik hiruk-pikuk
Pertemuan pada hari Selasa (08/02) itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Macron bahwa pihaknya "tidak akan menjadi sumber eskalasi" selama pembicaraan di Moskow sehari sebelumnya.
Menjelang pembicaraan di Moskow itu, Macron bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang mengatakan dia akan menyambut langkah-langkah konkret dari Putin untuk deeskalasi, tetapi menambahkan bahwa dia tidak "mempercayai kalimat itu sepenuhnya."
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengunjungi garis depan di wilayah Ukraina timur Donbas pada hari Selasa (08/02), menyusul pertemuan Scholz dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (07/02) di mana keduanya mengancam Rusia dengan konsekuensi serius jika benar-benar menyerang Ukraina.
Biden bersumpah, jika Rusia menginvasi Ukraina makaproyek pipa gas Nord Stream 2 Rusia-Jerman yang telah selesai, tetapi belum mulai beroperasi itu tidak akan diizinkan untuk dilanjutkan. Scholz menahan diri untuk tidak secara gamblang menyebutkan proyek tersebut, yang telah lama menjadi sumber perselisihan antara Berlin dan Washington.
Selanjutnya, Scholz dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Kiev dan Moskow pada 14-15 Februari mendatang.
Duda, yang negaranya berbatasan dengan Ukraina barat dan Belarusia, baru-baru ini juga mulai memainkan peran diplomatik yang lebih menonjol.
ha/pkp (dpa, AFP, Reuters)