Ungkap Pembunuhan Petinggi Hamas, Inggris Selidiki Paspor
18 Februari 2010
Empat negara segera melakukan penyelidikan terhadap laporan kepolisian Dubai, tentang penggunaan paspor-paspor Inggris, Irlandia, Perancis dan Jerman oleh ke sebelas terduga pembunuh tokoh Hamas, Mahmud al Mabhuh, di sebuah kamar hotel Dubai. Temuan penyidikan dalam kasus pembunuhan Januari lalu itu, sampai kini terus menggemparkan kalangan internasional. Menurut polisi Dubai, kesebelas pembunuh berasal dari badan intelijen Israel, Mosad. Paspor-paspor yang digunakan adalah milik keturunan Israel yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Pada awalnya, kecuali Jerman, ketiga negara lainnya menyatakan bahwa yang digunakan adalah paspor palsu. Namun sejumlah hal mengindikasikan bahwa nomor-nomor paspor itu memang berlaku. Hari Rabu (17/02), Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyatakan akan menyelidiki tuntas kasus paspor itu.
Perdana Menteri Brown menghadapi tekanan Parlemen Inggris, agar pemerintahnya mengambil sikap tegas mengenai hal itu. Anggota fraksi Liberal Demokrat Inggris, Menzies Campbell,, menuntut agar pemerintah Israel menjelaskan keterlibatannya dalam hal ini. Brown menegaskan, “Bukti-bukti masih harus dikumpulkan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana dan mengapa sampai terjadi, sebelum kami dapat mengeluarkan pernyataan.“
Irlandia juga tampak jengkel setelah menerima informasi baru bahwa nomor dari ketiga paspor Irlandia yang digunakan tim pembunuh itu ternyata tidak palsu. Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin menegaskan bahwa negara melakukan investasi besar untuk memproduksi paspor yang sulit dipalsukan, dan segala aktivitas yang dianggap dapat mengancam intergritas paspor Irlandia dianggap sebagai pelanggaran serius.
Sementara Austria yang diduga merupakan tempat perencanaan pembunuhan itu masih menyelidiki nomor telpon dan kartu-kartu telepon yang digunakan oleh tim pembunuh.
Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menepis tudingan terhadap negaranya. Ia mengatakan bahwa tak ada alasan untuk menuduh Mosad. Pembunuhan itu bisa saja dilakukan oleh negara lain. Israel memang tak pernah memperjelas kaitannya dengan kegiatan Mosad. Namun di dalam negeri, harian Israel menyuarakan tuntutan mundur terhadap kepala dinas intelijen Mosad, Meir Dagan. Banyak orang di Israel mengecam Mosad, karena operasi yang awalnya tampak sebagai sukses besar, ternyata tidak sempurna.
Tokoh Hamas, Mahmud al Mabhuh, disebutkan berada di Dubai untuk membeli senjata guna memerangi Israel. Di Palestina, pemimpin Hamas bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan terhadapnya itu..
EK/AR/afpe/rtr