Ultimatum IS Berakhir Hari Ini
28 Januari 2015"Sangat menjijikkan!" Demikian Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyebut ancaman Islamic State (IS) yang akan membunuh warga Jepang Kenji Goto dan pilot Angkatan Udara Yordania Maaz al-Kassasbeh, jika Sajida al Rishawi yang sekarang dipenjara di Yordania tidak dibebaskan. IS menetapkan 24 jam ultimatum dalam tuntutan mereka, dan itu berakhir Rabu malam waktu Indonesia (28/01/2005).
Sajida al Rishawi dijatuhi hukuman mati tahun 2006 karena terlibat dalam tiga serangan bunuh diri di sebuah hotel di Amman tahun 2005, yang menyebabkan lebih 60 orang tewas dan ratrusan cedera.
Kenji Goto adalah wartawan Jepang yang ditangkap Oktober 2014 di Suriah. Sedangkan Maaz al-Kassasbeh adalah pilot pesawat tempur Yordania yang ditangkap IS, 24 Desember 2014. Pesawat al Kassasbeh jatuh di bagian utara Suriah, dalam misi menyerang IS.
Shinzo Abe yang menunjukkan kegusarannya di depan wartawan juga menyatakan telah memerintahkan seluruh kabinetnya untuk bekerjasama bagi pembebasan Kenji Goto. Pemerintah di Tokyo juga telah meminta kerjasama dari Yordania, setelah IS akhir pekan lalu mengirimkan sebuah video, di mana para ekstrimis menunjukkan telah membunuh warga Jepang lainnya, Haruna Yukawa, yang diculik IS Agustus 20124.
Awalnya IS menuntut uang tebusan sejumlah 200 juta Dolar bagi pembebasan dua sandera warga Jepang tersebut. Setelah membunuh Haruna Yukawa, IS mengubah syarat dan menuntut pembebasan Sajida. Para analis menilai, perubahan tuntutan adalah upaya untuk memecahbelah aliansi internasional yang bekerjasama erat memerangi ekstremisme di Timur Tengah, di bawah komando AS.
Sekarang IS menekan Yordania, sebuah negara Muslim yang moderat, ke posisi sulit karena harus menjaga keseimbangan antara tekanan di dalam negeri untuk membebaskan pilotnya dan warga Jepang Kenji Goto, serta tindakan menanggapi tuntutan ekstrimis.
Serangan di Libya
Sementara itu serangan yang menewaskan 10 orang terjadi di ibukota Libya, Tripoli. Serangan yang dilakukan sejumlah orang bersenjata itu terjadi di hotel mewah tepi pantai, Corinthia Hotel. Warga AS, Perancis dan tiga warga Asia dilaporkan termasuk dalam korban tewas.
Dua penyerang disebutkan tewas dalam aksi baku tembak selama berjam-jam, yang terjadi setelahnya dengan aparat keamanan Libya di tempat parkir hotel. Dalam tembak-menembak lima polisi Libya juga tewas. Posting yang muncul di Twitter dan jejaring sosial media lainnya menunjukkan serangan dilakukan cabang IS di Tripoli. Namun tidak ada bukti kuat untuk mendukungnya, mengingat di Libya juga banyak kelompok teroris yang bisa dicurigai sebagai dalang serangan.
SITE Intelligence Group, sebuah kelompok pemonitor teroris dari AS mengatakan, dua penyerang yang tewas berhasil diidentifikasi lewat internet, sebagai simpatisan IS. Mereka menyasar hotel bersangkutan, karena di sana banyak utusan diplomatik dan pekerja perusahaan keamanan swasta asing menginap.
Kelompok militan Libya menyatakan serangan dilancarkan dengan mengatasnamakan kelompok yang menyebut diri Islamic State di provinsi Tripoli. Kelompok ini memosting video menunjukkan mobil-mobil yang terbakar di tempat parkir hotel. Katanya itu sebagai aksi balasan atas penculikan pimpinan Al Qaeda di Libya, Nazih Abdul Hamed al Ruqai oleh AS tahun 2013
IS diusir dari Kobani
Kesuksesan para pejuang Kurdi yang berhasil memaksa ekstrimis IS untuk hengkang dari Kobani menjadi momen penting bagi upaya mengalahkan IS secara keseluruhan. Tetapi misi belum selesai dengan kemenangan di Kobani. Di kota dekat perbatasan Suriah-Turki itu, pesawat tempur AS bekerjasama dengan pasukan Kurdi yang menyerang di darat, menggempur posisi IS.
"Sekitar 90% kota Kobani sudah berhasil direbut kembali," demikian dinyatakan seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang tidak bersedia menyebutkan namanya, kepada wartawan Selasa (27/01/2015). Ia menambahkan, jumlah ekstrimis IS yang tewas di Kobani mencapai ribuan dan ini juga pukulan keras terhadap IS.
Militan radikal IS melancarkan serangan terhadap Kobani September 2014, dengan menggunakan senjata berat yang dirampas di Irak. Akibat serangan IS, puluhan ribu warga Kurdi melarikan diri ke Turki. Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS tersebut juga mengungkapkan, sebagian pejuang IS yang paling handal berasal dari Chechnya, Kanada, Australia dan Belgia.
ml/as (ap, afp, rtr)