Uji Kelamin terhadap Semenya Picu Drama Politik Internasional
27 Agustus 2009Gugatan itu ditujukan terhadap Federasi Atletik Internasional IAAF yang dianggap telah melukai hak dan ruang pribadi Semenya dalam dimensi besar. Sementara itu partai pemerintah ANC menyebut pengujian jenis kelamin yang diumumkan sesaat sebelum pertandingan final sebagai "bentuk rasisme." 85 persen penduduk Afrika Selatan, begitu menurut hasil jajak pendapat cepat yang digelar hari Kamis (26/08), menilai keputusan IAAF tersebut tidak adil. Juru bicara ANC, Brian Sokutu, bahkan menyebut keputusan IAAF sebagai "pengalaman yang paling merendahkan yang pernah dialami oleh olahragawan internasional".
Kepulangan Semenya, peraih medali emas lari 800 meter putri dalam kejuaraan dunia atletik di Berlin, di Capetown sendiri disambut oleh Presiden Jacob Zuma dan Menteri Urusan Perempuan Noluthando Mayende-Sibiya. Dalam pernyataannya Sibiya mengungkapkan, "Sebagai pemerintah kami menyesalkan apa yang terjadi di Berlin. Kami di sini untuk mendemonstrasikan dukungan kami terhadap gadis muda yang telah membuat negara kita sangat bangga. Kami akan tetap berada di belakangnya apapun hasil laboraturium nanti. Kami menyesalkan dan sangat sangat marah atas rasa sakit dan penghinaan yang harus dihadapi oleh gadis ini hanya karena dia meraih kesuksesan."
Berbagai spekulasi mengenai Semenya terutama muncul setelah penampilannya pada kejuaraan dunia Atletik di Berlin. Pelari asal Italia, Elisa Piccione, misalnya terang-terangan menyebut Semenya bukan perempuan. Pendapat bernada skeptis juga diungkapkan oleh Atlit Rusia Maria Savinova. Harian Inggris Telegraph sempat melaporkan, kadar hormon testosteron pada tubuh Semanya tiga kali lebih besar ketimbang pada tubuh rata-rata perempuan. Namun laporan tersebut tidak menyebutkan sumber informasi. Sedangkan di dalam tubuh IAAF keraguan mengenai jenis kelamin Semenya telah diutarakan sejak lama.
IAAF mengaku telah melakukan pengujian jenis kelamin sejak kejuaraan dunia di Afrika Selatan, jauh sebelum Semenya menampilkan otot-otot tubuhnya di Berlin.
Semenya pada awalnya berencana menolak menghadiri upacara penyerahan medali sebagai protes. Namun pemerintah di Cape Town berhasil meyakinkannya untuk menerima medali emas tersebut untuk semua warga Afrika. Bagi warga Afrika Selatan, Semenya tetap merupakan gadis desa yang berhasil mendulang prestasi besar. Seperti yang diungkapkan oleh neneknya, Maphuti Sekgala, "Ia adalah gadis saya. Saya sangat bangga kepadanya. Dan semua yang berbicara lain kalau bukan karena iri, mereka tidak tahu apa yang mereka katakan."
Pengujian jenis kelamin terhadap Semenya pada awalnya dijadwalkan akan selesai dalam waktu satu minggu. Namun IAAF lalu memundurkan jadwal lantaran tidak ingin terburu-buru dalam melakukan tes. Hasilnya nantinya baru akan diumumkan setelah mendapat izin dari Semenya dan Federasi Athletik Afrika Selatan.
Claus Stäcker/Rizki Nugraha
Editor: Dewi Gunawan-Ladener