Turki Melancarkan Upaya Diplomatis
23 Oktober 2007Nampaknya pasukan Turki belum akan memasuki wilayah Utara Irak dalam waktu dekat. Karena menurut Menteri Luar Negeri Turki, Ali Babacan, pemerintah di Ankara ingin mencoba semua cara diplomatis terlebih dahulu dalam memerangi pemberontak Kurdi, yang tergabung dalam Partai Buruh Kurdi - PKK. Jika upaya diplomatis tidak berhasil, baru langkah militer diambil.
Peranan AS
Latar belakang pernyataan Babacan itu adalah pembicaraan telefon antara Menteri Luar Negeri AS, Condoleeza Rice dan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Pada kesempatan itu, AS meminta Turki, yang menjadi mitranya dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara - NATO untuk menunggu beberapa hari sebelum menyerang. Menurut keterangan dari Washington, pendekatan antara pihak Turki dan pemberontak PKK juga sedang diusahakan. Selain itu, pemerintah AS mendesak pemerintah Irak untuk mengambil tindakan terhadap PKK.
Perdana Menteri Erdogan nampaknya bersedia memenuhi permintaan AS, namun demikian di depan publik Erdogan menyatakan, pihaknya yakin tindakan harus diambil sesegera mungkin, karena prosedurnya sudah berlangsung terlalu lama. Jika pertempuran di perbatasan antara Turki dan Irak tidak meluas, kemungkinan Turki akan menahan pasukannya sampai 5 November. Jadwal ini akan dibicarakan lagi antara Erdogan dan Presiden AS, George W. Bush.
Tekad Turki
Sementara itu pemerintah Turki merundingkan situasi di perbatasan dengan sejumlah kelompok masyarakat. Isi pertemuan tidak dilaporkan, tetapi jurubicara pemerintah Cemil Cicek menekankan bahwa dalam hal ini Turki bersatu. Ia menambahkan, pemerintah, aparat kemanan dan kelompok-kelompok lain bertekad membasmi terror. Semua setuju dengan pemilihan waktunya, juga metode tindakan yang diperlukan. Untuk menghadapi insiden seperti ini, sebagai masyarakat, rakyat Turki harus mempertahankan keutuhan, juga akal budi dan keteguhan. Demikian Cicek.
Di seluruh Turki ribuan demonstran menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan. Lebih dari 2.000 demonstran, yang sebagian besar pengikut oposisi bahkan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Erdogan. Sekarang militer Turki mengaku, bahwa PKK menahan delapan tentara dalam pertempuran akhir pekan lalu. Nama-nama mereka dipublikasikan kantor berita Turki. Dalam pertempuran tersebut lebih dari 40 orang tewas, diantaranya 12 tentara Turki.
Tindakan PKK
Partai Buruh Kurdi - PKK yang secara internasional dianggap organisasi teror, beberapa bulan terakhir menyerang Turki dari Irak Utara. Saat ini, pemerintah di Ankara telah menambah pasukannya di perbatasan menjadi 60.000 orang. Sebagian dari mereka kadang diperintahkan memasuki wilayah Irak. Menurut laporan terakhir, jurubicara presiden Irak, Jalal Talabani, menyatakan PKK merencanakan akan mengusulkan gencatan senjata Senin (22/10) malam waktu setempat. (ml)