1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki, Diplomasi Seiring Gempuran Perangi PKK

28 Oktober 2007

Puluhan gerilyawan Kurdi terbunuh dalam operasi besar yang dilancarkan tentara Turki hari Minggu.

https://p.dw.com/p/CIpK
Foto: AP

Operasi yang melibatkan 8000 tentara membombardir lewat udara dengan menggunakan pesawat tempur, khususnya di sebelah timur Provinsi Tunceli, ratusan kilometer dari perbatasan dengan Irak. Pemerintahan Turki merasa terancam oleh kelompok separatis Kurdi, yang bersembunyi dan bermarkas di pegunungan-pegunungan utara Irak, untuk menyerang Turki. Gerilyawan Partai Buruh Kurdi PKK membunuh sedikitnya 40 orang bulan lalu, termasuk belasan anggota militer Turki, sementara delapan lainnya diculik.

Sementara di Istanbul, kepolisian disibukan dengan pecahnya kerusuhan menyusul aksi protes para demonstran yang meminta agar para pemimpin Partai Buruh Kurdistan PKK dibebaskan dari penjara dan memprotes serbuan Turki ke Irak untuk menumpas PKK. Di sekitar Izmit, tiga orang anti PKK terluka akibat terkena ledakan dalam aksi demonstrasi.

Dari sisi diplomasi, Turki berusaha keras menekan Amerika Serikat dan Irak untuk ikut beraksi. Pemerintahan Ankara menuntut Irak untuk mengendalikan anggota PKK yang bermarkas di utara Irak. PKK dituding bertanggungjawab atas tewasnya 30 ribu orang sejak kampanye separatisme mereka di tenggara Turki tahun 1984. namun pemerintahan pusat hanya memiliki sedikit kendali di wilayah semi otonomi utara Irak yang dipegang oleh pemerintahan regional Kurdistan, di bawah pemimpinnya Masoud Barzani.

Selain mendesak Amerika Serikat dan Irak untuk bertindak, Turki juga mencoba mencari dukungan ke negara-negara tetangga lainnya. Iran diantaranya. Di Iran, juga terdapat kelompok minoritas Kurdi. Desakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Ali Babacan dalam kunjungannya ke Iran, menjumpai Menteri Luar negeri Iran, Manouchehr Mottaki. Kedua pemimpin politik itu sepakat perlunya kerjasama dalam mengatasi apapun bentuk terorisme. Mottaki menuturkan : „Dari sudut pandang kami, hal ini tidak akan terjadi bila tidak ada dukungan dari luar negeri. Kami menduga ada keterlibatan Israel dan Amerika Serikat di balik aktivitas terorisme di wilayah ini.“

Meski demikian Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengharapkan masih ada jalan damai dalam mencari solusi.

Baik Amerika Serikat dan Irak mengingatkan Turki untuk tidak bertindak gegabah. Amerika Serikat khawatir dengan serangan Turki, akan membuat wilayah utara Irak yang relatif damai menjadi tidak stabil keamanannya. Sementara Irak was-was serangan Turki akan mengakibatkan konsekuensi yang cukup serius. Menteri Luar negeri Irak, Hoshyar Zebari menuding Turki tidak mencari solusi damai dalam memecahkan krisis. Ia kecewa Turki tak menunjukkan ketertarikan pada usulan Irak untuk mendinginkan situasi.

Militer Turki menyiapkan seratus ribuan anggota pasukan, jet tempur, helikopter dan tank baja untuk bersiap-siap memasuki perbatasan. Diperkirakan jumlah gerilyawan PKK mencapai 3000 an orang. Meski perlengkapan tempur sudah mencukupi, markas militer mengirimkan perlengkapan tambahan ke wilayah perbatasan.