Kilang Minyak Saudi Diserang, Trump: AS "Siap Perang"
16 September 2019Presiden AS Donald Trump hari Minggu (15/9) menuduh Iran berada di belakang serangan rudal atau drone terhadap kilang minyak terbesar di Arab Saudi, walaupun sebelumnya pemberontak Houthi di Yaman mengklaim mereka yang melakukan serangan itu.
Di Twitter Trump mengatakan "ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya," dan menambahkan bahwa Washington "sudah siap perang", sambil menunggu informasi lebih lanjut dari Arab Saudi.
Inilah pertama kalinya Donald Trump menyatakan siap mengerahkan militer AS untuk menjawab serangan ke kilang minyak Arab Saudi yang menyebabkan produksi minyaknya bisa turun sampai setengahnya.
Citra satelit yang dirilis AS dan diperiksa kantor berita AP menunjukkan sekitar 17 "titik sasaran ledakan" di fasilitas pemrosesan minyak di Abqaiq. Dua titik ledakan lainnya ditemukan di fasilitas Khura Saudi.
Pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa kerusakan mengindikasikan serangan itu kemungkiinan diluncurkan dari Irak atau Iran, dan bukan dari Yaman.
Pejabat yang tidak mau disebut identitasnya itu menerangkan kepada kantor berita Reuters, ada indikasi bahwa serangan itu dilakukan dengan rudal jelajah. Sedangkan pemberontak Houthi mengklaim mereka menyerang dengan menggunakan drone.
Iran tolak tuduhan AS
Iran membantah terlibat dalam serangan ke Arab Saudi. "Tuduhan-tuduhan ini dikecam (Iran) sebagai hal yang tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi dalam tanggapan yang disiarkan oleh TV pemerintah di Iran hari Senin (16/9).
Baghdad juga menampik kemungkinan bahwa serangan itu dilakukan dari tanah deawasan teritorialnya.
"Pemerintah Irak membantah laporan media bahwa wilayah Irak digunakan untuk melancarkan serangan terhadap instalasi minyak Saudi," kata pemerintah Iran di Twitter. "Pemerintah Irak mengemban tugas konstitusionalnya untuk menjaga keamanan Irak dan tidak mengizinkan penggunaan wilayah Irak untuk menyerang negara-negara tetangga."
Iran dan Arab Saudi terlibat dalam perang di Yaman yang sudah berlangsung lebih empat tahun. Arab Saudi mendukung koalisi pasukan pemerintah yang memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran. Pemberontak Houthi sebelumnya memang beberapa kali melakukan beberapa serangan lintas perbatasan dengan drone. Namun kalangan intelijen menilai, jarak antara lokasi mereka di Yaman dan lokasi kilang minyak yang diserang di Arab Saudi terlalu jauh untuk jangkauan drone yang dimiliki pemberontak Houthi.
hp/vlz (ap, rtr)