Trump Klaim Dirinya Korban Investigasi Rusia
18 Mei 2017Presiden Donald Trump mengeluhkan investigasi terhadap pemerintahannya sebagai "perburuan penyihir paling besar" dalam sejarah AS, hanya beberapa jam setelah mengaku siap menghadapi penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI).
Tanggapan oleh Trump disampaikan setelah Departemen Kehakiman menunjuk bekas Direktur FBI, Robert Mueller, sebagai penyidik khusus untuk menginvestigasi keterlibatan Rusia selama kampanye pemilu kepresidenan 2016 dan keterkaitan antara pemerintah Moskow dan tim kampanye Trump. Mueller dikenal sebagai tokoh independen yang berani menghadapi tekanan politik.
Trump sebelumnya sempat mengatakan "penyidikan menyeluruh akan membenarkan apa yang sudah kita ketahui, bahwa tidak ada hubungan antara kampanye saya dengan pihak asing." Namun melalui Twitter, ia menyuarakan ketidaksenangannya atas langkah Kementerian Kehakiman.
"Dengan semua tindakan ilegal yang dilakukan oleh tim kampanye Clinton dan pemerintahan Obama, tidak ada penunjukkan penyidik khusus!," kicaunya merujuk pada bekas Presiden Barack Obama dan bekas calon presiden Hillary Clinton.
Penyidikan keterlibatan Rusia dalam pemilu AS diyakini akan berlangsung lama dan menghantui masa pemerintahan Trump. Dugaan tersebut diperberat dengan skandal seputar keputusan Trump mempekerjakan Michael Flynn sebagai penasehat keamanan nasional, meski berbagai pihak telah mewanti-wanti terhadap hubungan dekatnya dengan Moskow.
Ironisnya penunjukkan Robert Mueller sebagai penyidik khusus juga turut disambut oleh sebagian kader Partai Republik. "Penyidikan ini untuk mencari tahu apakah ada pembicaraan rahasia. Saya berharap tidak ada, tapi jika terbukti konsekuensinya akan sangat serius," kata anggota legislatif Charlie Dent kepada CNN.
rzn/yf (rtr,ap)