1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tiga Perusahaan Otomotif AS Sempoyongan

19 November 2008

Tiga perusahaan otomotif raksasa Amerika Serikat memohon bantuan keuangan dari negara sebesar 25 milyar dollar AS untuk menyelamatkan perusahaan mereka yang dihantam krisis keuangan saat ini.

https://p.dw.com/p/Fy0f
PHK terus berlangsung di perusahaan-perusahaan otomotif besar
PHK terus berlangsung di perusahaan-perusahaan otomotif besarFoto: picture-alliance/ dpa

Namun negara tidak dapat dengan cepat membantu General Motors, Ford dan Chrysler untuk mengatasi krisis. Menteri keuangan AS, Henry Paulson telah menolak untuk menyisihkan sebagian dana talangan perbankan senilai 700 milyar dollar AS bagi sektor otomotif.

Rick Wagoner, bos General Motor, sebenarnya merasa sangat malu untuk mengemis bantuan. GM saat ini berada di ambang kebangkrutan dan yang paling terpukul dari tiga perusahaan raksasa Amerika yang bermarkas di Detroit itu. Karena kondisi itulah maka Wagoner mengancam Senat AS akan adanya dampak kehancuran industri inti di AS: „Semua yang mengerakkan perekonomian AS harus ditolong sebelum terjadi bencana kehancuran,“ tandas Wagoner di hadapan pandangan skeptis para senator terutama dari kubu Republik, yang dengan berat hati memutuskan pengucuran dana talangan perbankan 700 milyar dollar AS.

Industri otomotif kini mendesak permohonan dana talangan sebesar 25 milyar dollar AS sebagai tambahan bagi dana 25 milyar dollar AS yang sudah diputuskan, untuk pengembangan model-model mobil yang lebih ramah lingkungan. “Kami tidak bersalah,” ujar bos Chrysler Robert Nardelli. Kami hanya butuh pertolongan, untuk mengatasi resesi yang mengancam sektor kami, sebagai dampak krisis keuangan global, katanya “Hal ini disebabkan oleh semakin parahnya keuangan negara.”

Tiga strategi dengan dipaparkan mereka: Pertama, menyulut ketakutan. Kedua, menunjukkan korban. Nomor tiga dengan dalih ‚Kami tidak mau dihadiahi', Demikian ujar bos perusahaan otomotif Ford, Alan Mulally, “Ini pinjaman bagi industri. Sebagaimana pesaing kami, kami juga harus memohon bantuan pinjaman sementara.” Pada tahun 1979 Chrysler dibantu kas negara sebesar 1,2 milyar dollar AS, yang pada akhirnya mengembalikan bunga pinjaman dan melunasi utangnya lebih dulu dari tenggat waktu. Namun kali ini tidak akan semulus itu. Presiden AS terpilih Barack Obama telah menyetujui pengucuran paket bantuan, namun kawan-kawan separtainya di Senat AS lebih bersikap hati-hati. Christopher Dodd dari Partai Demokrat berujar: “Industri otomotif itu mencari obat untuk menyembuhkan luka, yang sebagian besar kesalahan mereka sendiri, mereka sendiri tidak melihat hal itu akan terjadi. Tidak seorangpun dapat memperkirakan,” lanjut Dodd, bahwa, “terjadinya krisis keuangan ini begitu mengejutkan.”

Seorang rekan sejawatnya di senat dari kubu Republik , Mike Enzi mengatakan: "Rendahnya produktivitas sebagian menyebabkan krisis. Sebelum kita menyetujui dana talangan sebesar 25 milyar dollar AS, seharusnya kita tidak mempertanyakan lagi, bagaimana nasib uang itu selanjutnya.“

Sementara dari pihak pemerintah Bush berujar:„Uang dari para pembayar pajak tidak seharusnya diberikan bagi para pengusaha, yang tidak memilikis strategi untuk sukses jangka panjang, papar juru bicara kepresidenan Dana Perino. Cabang industri otomotif itu tinggal menaruh harapan mereka pada Barack Obama, yang akan mulai resmi menjabat tampuk kepresidenan Januari mendatang. Paling tidak, bos general Motors Wagoner telah memperingatkan Senat yang tertutup telinganya akan situasi saat ini. (ap)