Terdakwa Kasus Pembunuhan Mantan PM Libanon Hariri Dibebaskan
29 April 2009Para terdakwa, empat jenderal Libanon yang akan dibebaskan, ditangkap setelah serangan Februari 2005 dan sejak itu mendekam di tahanan, tanpa tuduhan jelas. Dalam sebuah negara hukum, situasi seperti itu memprihatinkan, bahkan tidak dapat diterima.
Tapi siapa pun yang menuntut pembebasan empat orang itu, dengan segera menghadapi tuduhan bahwa dia adalah kawan Suriah. Suriah yang sebelumnya menduduki Libanon, menarik mundur pasukannya setelah peristiwa pembunuhan Rafik Hariri.
Waktu itu, tidak ada gunanya bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengeluarkan pernyataan prihatin.
"Kami mengecam keras serangan tersebut. Itu merupakan kejahatan. Sebuah kejadian yang didalangi banyak orang. Ini jelas merupakan aksi sebuah organisasi. Jelas juga, tidak ada tanda-tanda bahwa dalangnya berasal dari Suriah, baik itu di pihak militer atau pemerintah,“ kata Al Assad ketika itu.
Empat jenderal itu disebutkan memiliki hubungan erat dengan aparat keamanan Suriah. Penyidik pertama yang berasal dari Jerman, Detlef Mehlis, dengan jelas menaruh curiga pada Suriah. Menurut Mehlis, lingkungan petinggi Suriah, bertanggung jawab di balik serangan itu. Mehlis memiliki indikasi dan buktinya.
Sementara itu tidak ada lagi ketua penyidik dalam pengadilan kasus Hariri di Den Haag, namun diganti dengan ketua dewan jaksa. Hanya saja ia melakukan hal yang sudah kadaluwarsa. Menurut pandangan ketua dewan jaksa Daniel Bellemare, tidak cukup bukti bahwa empat terdakwa, termasuk mantan komandan pasukan pengawal presiden dan mantan kepala dinas rahasia militer, terlibat atau bersalah dalam peristiwa serangan Hariri. Karena itu ia mengajukan pembebasan para terdakwa.
Hakim Daniel Fransen di tribunal khusus PBB di Den Haag mengabulkan permintaan tersebut. Hakim Fransen juga meminta pemerintah Libanon untuk memberikan perlindungan penuh terhadap empat terdakwa yang dibebaskan dan menambahkan bahwa mereka tidak bersalah.
Ketua fraksi partai mayoritas parlemen Libanon dan putra Rafik Hariri, Saad Hariri, Rabu (29/04), menerima keputusan pembebasan keempat terdakwa. Keputusan itu berlaku sebagai pukulan telak bagi upaya internasional dalam mengungkap kasus serangan bom yang menewaskan mantan PM Libanon Rafik Hariri dan 22 orang lainnya di Beirut pada 14 Februari 2005 silam.
Permintaan dewan jaksa tribunal khusus itu sangat berani. Saat ini Libanon sedang menghadapi masa kampanye pemilu. Juni mendatang, pemilihan parlemen Libanon digelar. Hisbullah yang mendapat dukungan Iran dan Suriah dikabarkan memiliki kesempatan untuk menang.
LS/zr/ap/afp
Editor: Renata Permadi