Teknik Terbaru dari CeBIT 2017
Motto CeBIT 2017 adalah "Masyarakat 5.0" dengan solusi digital yang mengubah hidup sehari-hari. Jepang jadi mitra pameran tahun ini, dan tampilkan sejumlah teknik terbaru. Inilah beberapa yang dipamerkan:
Robot Sahabat Manusia
Robot berseliweran di arena CeBIT. Tidak heran, karena negara partner kali ini, Jepang adalah juara dunia dalam teknik robotika. Sejumlah robot dilengkapi kecerdasan buatan yang mampu mengenali teman. Ronot manusiawi amat penmting di Jepang, karena makin banyak robot dipekerjakan di rumah jompo dan di hotel-hotel.
Koreografi Tersistem
Robot Cheerleader ini tidak sekedar "kawaii", istilah Jepang untuki "imut". Robot berteknik teranyar juga dipenuhi sensor dan motor, hingga mampu lakukan koreografi dalam kelompok tanpa tabrakan. Jepang adalah negara kedua dengan populasi robot tertinggi sedunia di belakang Korea Selatan.
Orang Lumpuh Bisa Kembali Berjalan
Teknik Exo-skeletton juga beragam dipamerkan di CeBIT 2017. Salah satunya berupa rangka yang dipasang menunjang tubuh dan memperkuat kinerja anggota tubuh. Beberapa diantarnya memungkinkan penderita lumpuh bisa berjalan.
Robot Bisa Sakit
Robot sekali waktu juga bisa sakit. Sebuah software pendeteksi yang dikembangkan perusahaan Isid, bisa meramal secara tepat kapan robot akan "mogok". Perangkat ini memantau beban pada setiap sukucadang, mirip pemantau detak jantung dan pelacak kebugaran pada manusia.
Sebuah App Untuk Kehidupan
Sepertiga perempuan Jepang diklaim memanfaatkan App Nimpu Techu buatan Hakuhodo untuk pantau kondisi saat kehamilan. Kondisi kesehatan calon ibu dan janin, pemeriksaan dini dan pertukaran data dengan dokter dilakukan lewat Smartphone.
Mobil Otonom
Sejumlah mobil otonom tanpa sopir juga ditampilkan di CeBIT 2017. Mitsubishi Electric baru saja membuatn peta 3D presisi tinggi jaringan jalan di Jepang, yang memungkinkan mengemudi otonom jadi lebih baik. Jepang menargetkan saat digelar Olimpiade 2020 di Tokyo, mobil otonom semacam itu sudah berseliweran di jalan.
Drone Godzila
Drone raksasa ini terinspirasi film Godzila. Dengan rotor berdaya kuta dan lengan robot, drone ini dirancang untuk mengangkut beban berat. Kendalanya: harga drone semacam ini sekitar 50.000 Euro. Tapi di masa depan ongkos robot dalam jangka panjang, akan lebih murah dari gaji pekerja manusia.
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan akan membuat pekerjaan lebih efisien. Saat ini para pekerja di Jepang menghabiskan 40 persen waktu kerja untuk mengurus data secara manual. Aiworks mengembangkan sistem berbasi kecerdasan buatan untuk mengolah data dengan mudah. Rekening, kuitansi atau bon cukup dipotret dengan smartphone, sisanya serahkan pada sistem untuk mengkalkulasinya. Kerja akan lebih efisien.
Olah Raga Virtual
Virtual Reality kini punya terapan serius. Tapi juga masih melekat unsur hiburannya. Cerevo berusaha membuat dunia maya terasa nyata oleh tubuh. Sandal data mengirimsinyal ke kaki untuk membri simulasi lahan yang diinjak, apakah beton, rumput atau salju. Target masa depan, baju VR untuk seluruh tubuh.
Karaoke Dimanapun dan Kapanpun
"Lyric Speaker" sejatinya hanya loudspeaker normal. Tapi karena semua terkoneksi dengan internet, lagu yang dimainkan akan menampilkan teks pada display sesuai iramanya. Masih ditunggu, apakah tren terbaru ini bisa mengalahkan bar karaoke yang populer di Jepang?
Tradisi Terbaru
Digitalisasi tidak berarti musuh tradisi. Dai Nippon Printing, sebuah percetakan berusia 140 tahun, kini merambah tradisi baru. Selain melakukan pencetakan, perusahaan juga melakukan digitalisasi karya seni, seperti lukisan pada partisi kayu ini. Hasilnya dibuat reproduksi atau lewat app bisa dinikmati pecinta seni. Proyek terbaru: digitalisasi Louvre.
Sederhana Tapi Diperlukan
Kehidupan sehari-hari mungkin tak perlu robot atau mobil otonom. tapi produk sederhana, seperti pengecas smartphone atau tablet ini. Pemamer lain di CeBIT juga tampil kreatif dengan barang kebutuhan harian yang dipercantik. Penulis: Andreas Becker (as/ap)