Tanggapi Keputusan UNESCO, Palestina Gembira, Israel Berang
1 November 2011Israel berang atas keputusan UNESCO untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh. Jurubicara kementrian luar negeri Yigal Palmor mengatakan, Palestina tampaknya tidak berminat pada perundingan perdamaian dengan Israel. Selanjutnya ia mengatakan, dalam upayanya untuk diakui dalam organisasi internasional, Palestina telah membuat sebuah guncangan diplomatik. "Manuver terakhir Palestina yang sepihak itu tidak akan berguna dan hanya membuat permasalahan di tahap diplomatik menjadi lebih sulit. Kami pikir, inisiatif ini sangat merugikan bagi peluang perundingan perdamaian yang sebenarnya. Palestina kembali mencetak gol di gawang sendiri, dan kami akan memeriksa kerjasama kami dengan UNESCO."
Sangat buruk bagi Israel
Pemimpin oposisi Tzipi Livni juga mengkritik penerimaan Palestina di UNESCO. Ia juga menentang langkah Presiden pemerintahan otonomi Palestina, Mahmoud Abbas yang mengajukan permohonan pengakuan penuh keanggotaan Palestina di PBB. Demikian diutarakan Livni pada pembukaan periode persidangan musim dingin di parlemen, Knesse. Katanya, "Pengakuan keanggotaan Palestina di UNESCO sangat buruk bagi Israel. Namun hal semacam itu semakin sering terjadi pada kami. Bila Israel sendiri tidak segera mengambil inisiatif untuk bertindak, hal semacam itu akan berlanjut. Apakah itu akan menghibur seseorang, bila AS memangkas dana UNESCO? Tadi saya mendengar, kementrian luar negeri kami sekarang juga mempertimbangkan untuk mengakhiri kerjasama dengan UNESCO. Kami mengisolasi diri kami sendiri!"
Sementara itu, keputusan UNESCO dari Paris itu disambut dengan gembira di wilayah pendudukan Palestina. Presiden Mahmoud Abbas menyatakan, penerimaan itu merupakan "kemenangan hukum, keadilan dan kebebasan." Jurubicara Ghassan Khatib mengatakan di Ramallah, "Saya pikir, keberhasilan Palestina untuk diterima di UNESCO sangat penting bagi upaya pengakuan negaranya. Ini merupakan bagian dari upaya Palestina untuk diakui secara internasional."
Awal upaya perlindungan warisan budaya Palestina
Pada sebuah jumpa pers di Bethlehem, Menteri Pariwisata Khouloud Daibes menambahkan, "Keanggotaan penuh membuka pintu bagi kami, terutama bila itu terkait memerangi upaya penghancuran sengaja terhadap warisan budaya melalui pendudukan. Dan ini juga merupakan awal dari perlindungan situs-situs Palestina yang dapat dimasukkan ke dalam daftar warisan budaya dunia."
Palestina mengeluh bahwa Israel meremehkan warisan budaya dan religius Palestina dan tidak melakukan apa pun juga untuk perlindungan lahan-lahan budaya itu. Selanjutnya dikatakan bahwa terutama di Yerusalem, kenangan-kenangan terhadap sejarah Palestina semakin terhapus demi penonjolan sejarah Yahudi semata. Filsuf Palestina dan penasehat politik, George Giacaman melihat arti selanjutnya dari keputusan UNESCO itu. Dia menuturkan, "Ini adalah kemenangan moral tapa dampak politik, Tentu ini tidak akan membebaskan Palestina, tetapi nama Palestina terpancang di peta dunia. Dan yang terpenting, keputusan ini menimbulkan perbedaan pendapat di Eropa dan AS."
Bahkan Hamas di Jalur Gaza pun menyambut baik keputusan UNESCO itu. Keputusan itu menegaskan hak-hak alami rakyat Palestina, kata jurubicara Hamas, Sami Abu Suhri.
Bettina Marx/Christa Saloh
Editor: Luky Setyarini