Taman Umat Bahai
21 Oktober 2010Setiap tahunnya ribuan umat Bahai dari seluruh dunia pergi ke Israel untuk mengunjungi tempat-tempat suci mereka. Sejak tahun 2008, tempat-tempat ziarah agama Bahai dinyatakan sebagai warisan budaya dunia oleh badan PBB UNESCO.
Alain Kaniki dari Afrika Tengah duduk di tepi sebuah taman yang besar dan ditata secara rapi di Galilea Barat, di Israel. Ia bernyanyi dalam Bahasa Thiluba, sebuah bahasa daerah di negara asalnya. Nyanyiannya mengatakan, bahwa semua orang harus berpaling kepada Tuhan dalam situasi sulit, karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan solusinya. Alain sedang ziarah di Israel. Ia sudah menantikan perjalanan ini selama bertahun-tahun.
Lebih Mendekatkan Diri kepada Sang Pendiri
Paulina Jeskierska juga termasuk salah satu anggota kelompok ziarah yang tahun 2010 ini datang ke Galilea Barat di Israel. Ia menceritakan salah satu alasannya untuk berziarah, “Ini adalah momen dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya penuh dengan kesibukan, dimana saya mengambil waktu untuk berpikir tentang hidup saya. Apakah arah yang saya jalani benar atau salah menurut pandangan dan nilai-nilai yang saya percayai. Dan dalam kasus saya, ini adalah nila-nilai agama Bahai."
Di tengah-tengah taman besar yang dipenuhi oleh bunga berwarna-warni dan banyak pohon zaitun, terlihat sebuah rumah kecil. Bagi umat Bahai, rumah ini mempunyai arti penting. Ini adalah makam pendiri agama Bahai, yaitu Baha'u'llah. Di dalam rumah yang dihiasi karpet Persia ini para peziarah membaca doa dalam hati. Ada yang melakukannya sembari duduk, ada juga yang berdiri. Semuanya mempunyai caranya sendiri untuk berdoa.
Menurut Paulina, berdoa disini rasanya berbeda dengan berdoa di rumahnya, di Polandia, "Lingkungan di sini mempunyai hubungan erat dengan sejarah agama Bahai. Selama berziarah kita benar-benar bisa membayangkan apa yang harus ditempuh oleh Baha'u'llah, contohnya ketika kita mengunjungi sel penjara Baha'u'llah, kita bisa memahami bagaimana situasinya dahulu ketika Baha'u'llah dan keluarganya ditahan di sana. Dan karena kita sekarang lebih dekat dengan peristiwa-peristiwa bersejarah ini, saya bisa mengerti kata-kata dalam doa Baha'u'llah dengan lebih baik. Bagi saya arti doa-doa ini menjadi lebih dalam dan saya bisa lebih mengerti kata-katanya.“
Agama Bahai sebenarnya berasal dari Persia. Tetapi karena pada abad ke-19 Baha'u'llah diasingkan di berbagai tempat, ia akhirnya tiba ke kota Akka di Palestina, yang pada waktu itu digunakan sebagai penjara oleh kekaisaran Osmaniah. Karena itu, tempat-tempat suci Bahai sekarang berada di Israel.
Sekarang ini ada sekitar enam juta pemeluk agama Bahai diseluruh dunia, penganut paling banyak ada di negara India. Di Jerman ada sekitar 5000 umat Bahai. Karena jumlah penganutnya yang sedikit, agama Bahai di Jerman juga belum terlalu dikenal banyak orang.
Werner Höbsch, ketua bagian dialog atar agama di Keuskupan Katolik Köln kenal agama Bahai dari aktivitasnya dalam dialog antar agama. "Bagi orang Bahai, agamanya adalah agama paling muda yang diturunkan Tuhan. Mereka tidak memungkiri agama Yahudi, Kristen dan Islam serta kitab-kita sucinya, melainkan mendefinisikan dirinya di zaman ini sebagai pemenuhan janji agama-agama lain. Karena itu agama Bahai memang bisa dilihat sebagai sebuah agama universal. Pemeluk agamanya ada di seluruh penjuru dunia dan ingin mengambil alih warisan semua agama lainnya.“
Banyak Nabi, Tuhan Yang Sama
Dalam agama Bahai, Nabi Musa, Buddha, Nabi Isa dan Nabi Muhammad, serta Baha'u'llah adalah utusan Tuhan yang sama. Memang berbagai agama ini mempunyai perbedaan, tetapi ini muncul hanya karena perbedaan budaya dan zaman, di mana agama-agama ini diturunkan. Dan semua agama mempunyai inti yang sama. Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, serta rasa syukur dan kesabaran merupakan landasan agama muda ini.
Setiap tahunnya ribuan orang Bahai datang ke Israel untuk berziarah. Dalam waktu sembilan hari mereka juga mengunjungi berbagai tempat bersejarah, seperti tempat dimana Baha'u'llah menulis kitab suci agama Bahai dan di mana keluarganya tinggal.
Pierre Madjitoloum dari Tanzania tidak akan melupakan kunjungannya di Israel. Karena di sini ia juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan sesama pemeluk agama Bahai lainnya dari berbagai negara. "Walaupun kami baru bertemu untuk pertama kalinya, rasanya seperti sudah kenal selama bertahun-tahun. Kami disini bersama-sama selama sembilan hari, tetapi rasanya seperti sembilan tahun.“
Keindahan Memiliki Peran Penting
Selain makam Baha'u'llah di Galilea Barat, yang juga termasuk tujuan ziarah para umat Bahai adalah taman gantung di kota pelabuhan Haifa. Taman gantung ini terletak di Gunung Karmel dan terdiri dari 19 tingkat, yang setiap tingkatnya dihias secara tersendiri. Beraneka ragam tumbuhan dan pepohonan menghiasi taman gantung ini, dari pohon palem sampai bunga kembang sepatu.
Di tengah-tengah taman ini ada sebuah bangunan dengan kubah emas. Ini adalah makam Bab, seorang tokoh sentral di agama Bahai. Keindahan bangunan berornamen ini beserta tamannya sudah terkenal di seluruh dunia. Keindahan tempat ini menarik sekitar setengah juta pengunjung per tahunnya. Dengan ini Taman Gantung di Haifa merupakan salah satu atraksi yang paling banyak dikunjungi di Timur Tengah.
Sejak 2008 kedua tujuan ziarah umat Bahai di Israel dinyatakan sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Dieter Offenhäußer, juru bicara UNESCO Jerman mengatakan, “Faktor yang selalu dimiliki oleh semua warisan budaya dunia UNESCO adalah nilai universalnya bagi sejarah umat manusia secara umum dan keunikan tempat tersebut.“ Selain karena arti spiritual dan historisnya bagi umat Bahai, tempat-tempat suci ini dberikan penghargaan warisan budaya dunia oleh UNESCO juga karena tatanannya yang unik dan memukau.
Memang keindahan memainkan peranan penting bagi umat Bahai. Antje Raeder dari Jerman senang menghabiskan waktu ziarahnya di salah satu bangku yang terbuat dari batu marmer, di salah satu dari 19 tingkat di taman gantung. Dari tempat ini ia dapat melihat seluruh penjuru tamannya sampai ke Laut Tengah. "Pada dasarnya saya merasa paling dekat dengan Tuhan, kalau saya sedang mendengar musik, berada di alam bebas, atau jika saya sedang melihat sesuatu yang mengagumkan di alam. Kan orang Jerman bilang, mata itu turut menikmatinya. Dan saya yakin jiwa saya juga pasti kadang turut melihat dengan mata saya.“
Atau mungkin kadang jiwa seseorang juga turut mendengar melalui telinga, contohnya, lagu dari Afrika Tengah yang dialunkan Alain.
Anggatira Gollmer
Editor: Yuniman Farid