Tajuk: Krisis Ekonomi, Eropa Tetap Bersatu
21 Desember 2012Awal tahun 2012, Uni Eropa sedang dilanda krisis mata uang Euro. Terutama situasi di Yunani menjadi perdebatan tajam di antara negara-negara Eropa. Dan memang, tema krisis ekonomi menjadi pembahasan utama sepanjang 2012. Banyak tema lain yang terdesak oleh krisis ekonomi.
Ada dua kubu yang berpandangan berbeda. Negara-negara yang punya beban utang cukup tinggi, seperti Perancis, Spanyol dan Italia berharap, Uni Eropa bersatu dan bersama-sama memberi bantuan ekonomi. Negara-negara yang punya perkembangan ekonomi cukup baik, seperti Jerman, Belanda dan negara Skandinavia lebih setuju, kalau setiap negara berusaha menyelesaikan masalahnya lebih dulu, sebelum meminta bantuan Eropa.
Situasi di Yunani memang sulit. Pemerintah harus melakukan aksi penghematan terus menerus, sementara rakyatnya sudah merasa tercekik dan melakukan aksi protes. Di negara-negara lain, muncul suara yang ingin agar Yunani keluar saja dari sistem mata uang Euro.
Sekalipun terjadi perdebatan hangat, Eropa akhirnya mengambil keputusan membantu Yunani dan mempertahankan negara itu dalam mata uang Euro. Kesepakatan ini menunjukkan, betapapun besar masalah yang dihadapi, Eropa tetap bisa mencari solusi melalui jalan perundingan. Sekalipun ini berlangsung dengan alot dan berbelit-belit.
Setelah berdebat begitu lama, negara-negara Eropa memang sadar, bahwa mereka sebenarnya saling tergantung satu dengan yang lain. Mata uang Euro tidak hanya dilihat sebagai alat pembayar, tapi punya nilai simbolis yang makin merekatkan Eropa.
70 tahun lalu, benua Eropa masih hancur karena perang dunia. Saat ini, tidak ada lagi sengketa politik besar. Era perang dingin juga sudah lama berakhir. Tahun 2012, di tengah krisis ekonomi, Uni Eropa mendapat penghargaan Nobel Perdamaian. Sekalipun menghadapi berbagai tantangan, Eropa tahun 2012 adalah Eropa yang damai.