Suriah Diserang Kritik Pasca Penembakan Jet Turki
25 Juni 2012Sehubungan penembakan pesawat jet tempurnya oleh Suriah, Turki meminta bantuan kepada Dewan NATO. Selasa (26/06) dewan Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu akan membahas masalah tersebut di Brussel. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menjelaskan, bersama Turki, Washington akan meminta pertanggungjawaban Suriah.
Minggu (24/06) Ankara menuduh militer Suriah tanpa memberikan peringatan apapun, menembak pesawat tipe F4-Phantom di atas kawasan perairan internasional. Sementara Damaskus membela aksi penembakan itu sebagai "tindakan pertahanan kedaulatan", karena pesawat jet tempur itu memasuki kawasan udaranya. Dan menolak meminta maaf.
Turki yang melaporkan insiden itu ke NATO, mengacu pada pasal 4 perjanjian NATO yang menyebutkan, Pakta Pertahanan itu akan melakukan pembahasan masalah, jika salah satu anggotanya menilai bahwa "integritas politik, kebebasan politis atau keamanannya" terancam.
Di Uni Eropa penembakan jet tempur Turki oleh militer Suriah mendapat kritik tajam. Sikap militer Suriah "tidak dapat diterima dalam bentuk apapun", demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle sebelum pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel di Luksemburg, Senin (25/06). "Seandainyapun terjadi pelanggaran sementara kawasan udara Suriah, hal itu tidak dapat membenarkan aksi penembakan tersebut. Tindakan itu tidak pada tempatnya, apalagi penembakan ini dilakukan tanpa segala bentuk peringatan awal apapun." Dikatakan Westerwelle.
Juga Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius menyebut aksi penembakan itu "tidak dapat diterima". Sementara Menlu Inggris William Hague menambahkan, "saya mengecam amat dalam tindakan ini." Meski demikian tidak ada "fase baru" dalam krisis Suriah. Menteri Luar Negeri Belanda Uri Rosenthal mengatakan, kejadian dalam beberapa hari terakhir harus ditanggapi "amat serius" dan oleh karena itu permintaan Turki juga menjadi tema pembicaraan NATO.
Dyan Kostermans (dpa, afp)
Editor: Hendra Pasuhuk