Surga Pengendara Sepeda di Eropa
17 Mei 2016Iklan
Pengendara sepeda bisa dilihat di kota-kota besar Eropa di musim apapun. Tapi ketika cahaya pertama matahari musim semi menembus awan, mengowes sepeda lebih menyenangkan lagi.
Amsterdam di Belanda, dianggap ibukotanya para pengendara sepeda. Diperkirakan, di sini ada lebih banyak sepeda daripada penduduk.
Ibukota Denmark, Kopenhagen juga siap menyambut para pesepeda. Penopang kaki sudah disediakan jika harus menunggu, juga tempat sampah spesial.
Kota Münster di Jerman bahkan menyediakan jalur bebas hambatan bagi pesepeda. Di jalan ini sekitar 20.000 pesepeda lalu lalang setiap harinya.
Sementara di London, walikota Boris Johnson menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama, sesuai dengan tren terakhir. Di sini jumlah sepeda dua kali lebih banyak daripada sepuluh tahun lalu.
Tren E-Bikes
Salah satu tren utama tahun ini adalah e-bikes. Masanya sudah lewat, ketika sepeda dengan motor elektronik dipandang hanya sebagai sepeda bagi orang lanjut usia.
Toko sepeda "Wingwheels" didirikan Matthias Lingner dua tahun lalu. Di sini cuma dijual e-bikes. Sekarang sepeda-sepeda ini juga tampak keren dan respresentatif bagi gaya hidup tertentu.
Motor penggeraknya jadi lebih kecil, dan baterainya tersembunyi di dalam rangka apik. Matthias Lingner, pendiri "Wingwheels" menjelaskan : "Sekarang kita punya teknologi baru, dan elektromobilitas baru makin kuat dayanya. Ada e-bikes yang sangat cantik, dan menarik dari segi desain dan punya kemampuan besar. Sepeda ini bisa melaju hingga 45 km per jam dan disebut S-Pedelec."
E-Bikes ada dalam berbagai variasi. Misalnya sebagai sepeda untuk perkotaan.
Atau juga model sepeda gunung. Pada sepeda ini, tempat baterai sangat kreatif.
Sepeda elektrik termodernbisa dihubungkan dengan ponsel pintar. Karena kemampuan konektivitas adalah hal penting di bidang e-bike. Dengan cara itu Matthias Lingner bisa melacak posisi sepedanya, menguncinya, juga melihat secepat apa sepeda melaju, dan masih sepenuh apa baterai.
Tahun 2015 di Jerman lebih dari setengah juta e-bikes terjual. Terutama dibeli oleh pegawai yang tidak ingin tiba di kantor dengan berkeringat. Tapi sepeda biasapun semakin trendi di kawasan perkotaan. Keunggulannya diungkap Matthias Lingner: "Dengan sepeda dan dengan e-bike orang bisa bergerak lincah, bisa ke mana-mana, bisa berhenti, dan lewat semua jalan sempit."
Gaya hidup dan simbol gengsi
Sebuah pameran tentang sepeda sebagai obyek gaya hidup adalah bagian dari Berlin Bicycle Week, atau pekan sepeda Berlin. Organisatornya Fares Gabriel Hadid juga pesepeda antusias. Baginya sepeda bukan hanya alat transportasi atau alat olah raga. Sepeda sudah jadi simbol status.
Fares Gabriel Hadid, direktur Berlin Bicycle Week mengatakan basis dari gagasannya: "Saya pikir, di masyarakat sudah meluas kesadaran baru tentang jiwa dan raga, dan sepeda termasuk di antaranya. Orang menemukan makna sepeda untuk dirinya sendiri."
Cargo bikes semacam ini jadi pengganti praktis mobil. Celah pasar lainnya, adalah sepeda modern yang banyak menggunakan materi dari alam, seperti kayu. Rangka yang inovatif, model menarik dan sadel yang kadang kurang nyaman. Desain adalah segalanya. Demikian halnya bagi asesorisnya.
"Terutama di bidang helm banyak perubahan. Pada dasarnya pada asesoris tambahan, seperti pelindung ponsel atau Bikeapps. Tren lain adalah, gerakan meninggalkan minimalisme dan kembali ke warna-warni, yang dilecehkan di awal tahun 2000-an. Tampak jelas, trennya menuju ke warna", ujar Fares Gabriel Hadid.
Baik di atas sepeda balap atau menggunakan gandengan, yang jelas warga Berlin dan warga Eropa pada umumnya siap masuk musim baru bersepeda.
as/ml(inovator)
Iklan