Suhu 50 Derajat Saat Piala Dunia?
30 Maret 2013Hassan al Thawadi, sekjen komite penyelenggara Qatar 2022, menolak usulan untuk memindahkan waktu penyelenggaraan Piala Dunia sepakbola ke musim yang suhunya lebih dingin. Qatar hanya akan mempertimbangkannya kembali, jika seluruh dunia menginginkan hal tersebut. "Berdasarkan keputusan hari ini, kami mempersiapkan diri untuk Piala Dunia di musim panas", tegas al Thawadi Jumat (29/03). Ia menambahkan, negaranya mendaftarkan diri sebagai penyelenggara turnamen pada bulan musim panas.
Dalam beberapa minggu terakhir, semakin banyak pakar sepakbola yang menuntut agar piala dunia tidak digelar saat musim panas di Qatar, karena udara yang terlalu panas. Presiden perhimpunan sepakbola Uni Emirat Arab, Yousuf al Serkal juga mendukung rencana turnamen Piala Dunia di musim dingin. Terakhir, presiden FIFA Joseph Blatter menegaskan, inisiatif pergeseran waktu penyelenggaran harus datang dari negara yang menjadi tuan rumah yang dalam hal ini adalah Qatar.
Piala Dunia di Musim Dingin?
Presiden perhimpunan sepakbola Jerman (DFB) Wolfgang Niersbach pada dasarnya menyetujui pelaksanaan Piala Dunia di musim dingin. "Saya tidak bisa membayangkan bermain bola saat suhu mencapai 50 derajat", ujar pria berusia 62 tahun tersebut kepada majalah "Kicker".
Tapi di waktu bersamaan, Niersbach juga mengingatkan, langkah ini akan menimbulkan masalah logistik bagi sepakbola internasional. "Kompetisi liga nasional 2021/2022 sudah harus dimulai lebih awal agar paruh pertama selesai akhir November. Lalu Piala Dunia digelar. Setelah itu paruh kedua kompetisi liga diteruskan hingga musim panas", jelas Niersbach. "Tapi bagaimana dengan babak kualifikasi Piala Dunia? Piala Konfederasi? Apakah setahun sebelumnya juga harus dimainkan di musim dingin? Apakah para peserta turnamen ini akan menyetujuinya?"
Masih banyak pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh presiden perhimpunan sepakbola Jerman DFB.
wa, vlz/dk (dpa, kicker)