Subsidi Jerman bagi Film Internasional
15 Februari 2013Sejak berpekan-pekan George Clooney tinggal di ibukota Jerman, Berlin untuk mempersiapkan proyek barunya "The Monuments Men" di sejumlah studio film Potsdam-Babelsberg. Clooney sebagai pemain, sutradara dan koprodusen. Bulan Maret produksi akan dimulai. Sebelumnya, Quentin Tarantino juga pernah berada di Berlin untuk membuat film "Inglourious Basterds" (IB) di Babelsberg dan Sachsen. Bersamanya, aktor utama IB, Brad Pitt dan Angelina Jolie. Pasangan impian itu membawa glamor Hollywood untuk beberapa minggu ke Berlin.
Namun, bagaimana Berlin menarik megastar? Kirsten Niehuss, pemimpin Medienboard Berlin-Brandenburg (MBB) tahu kenapa: dana dan pesona.
Mitos Babelsberg tetap terjaga
Dana yang dimaksudkan berjumlah sekitar 270 juta Euro yang dialokasikan untuk mendukung dunia film. Sumbernya bermacam-macam. Misalnya dari DFFF, Dana Bantuan Film Jerman, jumlah bantuan setiap tahun 70 juta Euro. Tahun ini jumlahnya ditingkatkan sekitar sepuluh juta Euro. Setiap produsen yang membuat film di Jerman pada dasarnya dapat mengajukan permohonan dana bantuan. Persyaratannya, film terkait harus dalam hal tertentu ada kaitannya dengan Jerman. George Clooney juga meminta dana pada DFFF. Alasannya gampang ditebak. "Untuk setiap Euro yang dikeluarkan produsen di Jerman, ia akan meraup keuntungan 20 persen," demikian dijelaskan Kirsten Niehuus."Ini juga merupakan alasan bagi Clooney dan Tarantino."
Sejak peningkatan dana bantuan tahun 2007, Jerman menjadi semakin menarik bagi produsen film asing. Namun menurut Niehuus, dana saja bukan merupakan alasan, "Yang juga menarik selain dukungan finansial adalah mitos Babelsberg dan pesona kreatif yang dipancarkan Berlin. Ini sesuatu yang tidak dapat dibeli," tukas Niehuus. Tahun lalu, studio-studio film di Babelsberg merayakan hari jadinya yang ke-100. Pada tahun 1920-an sutradara ternama seperti Fritz Lang, Friedrich Wilhelm Murnau dan Ernst Lubitsch membuat film mereka di Babelsberg dan dengan begitu meletakkan dasar reputasi dunia yang dikenyam studio-studio itu saat ini.
Lars von Trier berproduksi di wilayah Ruhr
Kini dengan luas sebesar 25.000 kilometer persegi, Babelsberg merupakan kompleks studio terbesar dan salah satu yang paling modern di Eropa. Sektor film banyak menarik uang ke wilayah ini, terutama film-film internasional dengan anggaran besar, misalnya "Operation Valkyrie" dibintangi Tom Cruise atau "The Reader" yang menjadikan studio Babelsberg sebagai koprodusen. Setiap satu Euro bantuan mengucurkan keuntungan empat kali lipat pada investasi di wilayah itu, misalnya uang yang dibelanjakan untuk hotel. Yang disebut efek regional bergerak sekitar 400 persen dan dengan demikian tidak ada daerah lain di Jerman yang efek regionalnya setinggi itu.
Tapi tidak hanya Berlin dan Brandenburg yang mengambil keuntungan dari koproduksi dan nama besar. Sutradara Denmark Lars von Trier tahun lalu memproduksi filmnya "Nymphomaniac" di wilayah Ruhr. Sebelumnya film "Antichrist" dari sutrada yang sama dibuat di Bergischen Land di dekat kota Köln. Hal ini dimungkinkan karena koprodusennya adalah orang Jerman, Bettina Brokemper dan karena struktur federal dari bantuan film Jerman. Negara-negara bagian Jerman juga memiliki lembaga bantuan, misalnya Medienboard Berlin-Brandenburg atau Yayasan Film dan Media Nordrhein-Westfalen. 200 juta Euro tersedia melalui jalur ini. Persyaratannya adalah efek regional. Artinya, produsen yang mendapat bantuan tidak hanya harus membelanjakan uang yang diperolehnya di negara bagian yang memberikannya, tetapi juga melakukan investasi di sana.
Bagi produsen Jerman Karsten Stöter, banyaknya bantuan finansial dari 21 lembaga pendana regional itu merupakan berkat dan sekaligus kutukan. Perusahaannya "Rohfilm" yang berbasis di Berlin dan Leipzig menspesialisasikan diri pada koproduksi film independen. Film drama pascaperang "Lore" termasuk koproduksinya. Film yang mendapat penilaian sangat baik itu kini ditayangkan di bioskop Jerman. "Lore" mendapat bantuan finansial dari Skotlandia dan Australia dan juga sejumlah subsidi regional Jerman. Yang juga dinilai positif adalah bila ditolak oleh salah satu lembaga pendana, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan dana di tempat lain.
Persaingan di negara Eropa lainnya
Kemungkinan semacam ini pada dasarnya tidak ditemukan di negara Eropa lainnya. Misalnya Perancis. Semua kegiatan dipusatkan pada Centre national de Cinématographie (CNC). "Hanya ada satu lembaga pendana yang mengucurkan uang relatif banyak sekali," ujar Karsten Stöter. Selambatnya September lalu sejak pembukaan studio film yang baru Cité du Cinéma di Saint Denis, dekat Paris, lokasi itu berkembang menjadi saingan yang serius bagi Babelsberg. Selain itu di Eropa, studio-studio film Jerman juga harus bersaing dengan Pinewood di London, Cinecitta di Roma dan Barrandov di Praha.
Kirsten Niehuus tenang-tenang saja melihat persaingan ini, walaupun frekuensi pemakaian studio-studio Babelsberg tahun lalu tidak begitu tinggi. "Ini ada kaitannya dengan krisis fininasial internasional," ujar pemimpin Medienboard itu. "Di AS proyek dengan anggaran menengah saat ini sulit untuk mendapat dana. Kebanyakan dana masih diperoleh dari investor privat dan studio, juga bila proyek itu mendapat dana dari Jerman."
Niehuus mengandalkan reputasi studio di saat yang tidak pasti. "Babelsberg sudah dikenal di AS," tambahnya. Setidaknya, Mei mendatang Quentin Tarantino akan kembali ke Berlin selama beberapa minggu. Namun sutradara "Pulp Fiction" yang namanya diambil sebagai nama jalan "Quentin-Tarantino-Strasse" di kawasan Babelberg ini tidak mengungkapkan apa rencananya.