Subsidi Hijau Bibit Perselisihan antara AS dan Eropa
10 Maret 2023Sejak beberapa bulan terakhir relasi trans-Atlantik mendapat kerikil baru, yakni UU Pengurangan Inflasi (IRA) yang disahkan di AS. Oleh Washington, IRA dirayakan sebagai titik balik dalam kebijakan iklim AS.
Melalui UU tersebut, pemerintah menawarkan subsidi bernilai miliaran Dolar AS untuk mendorong produksi teknologi hijau di dalam negeri.
Tapi optimisime di Washington bertolak belakang dengan kekhawatiran di Brussels. Uni Eropa melihat legislasi tersebut sarat antipersaingan, dan berpotensi memicu hengkangnya perusahaan teknologi dan produsen otomotif yang mengincar keringanan pajak di sebrang Atlantik.
Kedua pihak mengaku sudah merundingkan kemungkinan solusi. Perjanjian yang sedang digodok, antara lain, mengizinkan perusahaan UE menerima subsidi dari AS, jika mengekspor komponen atau bahan baku kritis.
Saat ini, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sedang melawat ke Washington dan bertemu Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Jumat (10/3).
"Kami ingin mencapai perlakukan nondiskriminatif terhadap barang dan jasa dari Uni Eropa semaksimal mungkin,” kata Miriam Garcia Ferrer, juru bicara pertanian di Komisi Eropa kepada DW.
Lobi antiproteksi
"Kami menghargai bahwa AS sudah mengisyaratkan ingin memperlakukan UE secara sama seperti mitra perjanjian perdagangan bebas AS, untuk menyuplai mineral-mineral kritis,” imbuh Garcia-Ferrer.
UE dan AS sudah bersepakat membentuk lembaga bersama untuk membahas detail kesepakatan. Di dalamnya, kedua pihak ingin meluruskan kesalahpahaman. Namun begitu, UE tetap dinilai harus mengimbangi inisiatif AS.
"Kami harus katakan bahwa investasi di sektor teknologi bersih di AS adalah hal baik, karena penting untuk memerangi krisis iklim,” kata von der Leyen pada Minggu (5/3) silam.
"Tapi UU tersebut juga menciptakan sejumlah hambatan bagi kami,” tambahnya. "Pertama, negosiasi dengan AS perihal penafsiran hukum adalah penting. Kedua, kita harus berinvestasi juga di Eropa.”
Sarat kebijakan proteksi?
David Kleimann, analis perdagangan di Belgia, mengatakan UU IRA di AS "belum tentu” akan menguntungkan UE. Karena Eropa pun bergantung pada impor mineral kritis untuk mendorong transisi menuju energi terbarukan.
Sejauh ini, sejumlah upaya untuk menambang logam tanah jarang seperti lithium di Eropa terbentur isu lingkungan.
Kleimann melihat perjanjian baru antara UE dan AS lebih sebagai "kemenangan politis” bagi Uni Eropa. Menurutnya, pengecualian subsidi bagi UE tidak mengisyaratkan perubahan regulasi di AS, melainkan kesediaan memanfaatkan celah hukum yang ada.
Berbeda dengan Menlu AS, Antony Blinken, yang menyebut IRA akan "meguntungkan” buat Eropa dan dunia, Kleiman menyebut legislasi baru AS jelas mewakili kebijakan "proteksionisme”
rzn/as